Ketika itu, tiga ulama sedang berbincang soal kematian, soal kehidupan di alam kubur, dan soal sosok Malaikat Munkar dan Nakir yang akan mendatanginya. Betapa merindingnya mereka ketika berbicara kesendirian di alam kubur yang sempit, gelap gulita tanpa ditemani oleh orang-orang terdekatnya dan tanpa ada fasilitas yang menawarkan kenyamanan.
Ketiga ulama itu akhirnya bersepakat siapa yang mati duluan, dia lah yang akan mendapatkan fasilitas kubur yang diberikan oleh kedua ulama (sahabatnya) yang masih hidup, yaitu berupa bacaan Surat Yasin yang dilantunkan di makamnya.
Dalam perjalanannya salah satu dari tiga ulama itu meninggal dunia. Maka sesuai kesepakatannya, kedua ulama yang masih hidup bersama-sama membacakan Surat Yasin di makamnya. Setelah selesai membacakan Surat Yasin, mereka berdua pulang ke rumahnya masing-masing.
Keesokan harinya dua ulama yang masih hidup itu bertemu dan saling menceritakan pengalamannya semalam. Salah satunya mengatakan bahwa tadi malam dalam tidurnya dia disambangi oleh ulama yang telah mati dan katanya “terima kasih atas bacaan Surat Yasin yang engkau lantunkan di makamku, kini kuburku menjadi padang dan menyenangkan”, belum merampungkan ceritanya, buru-buru ulama yang satunya menimpali “itu persis mimpiku semalam, maka kesepakatan kita bertiga harus kita pertahankan dan siapa yang mati duluan diantara kita maka akan mendapatkan fasilitas yang sama yaitu bacaan Surat Yasin dari yang masih hidup”.
Tak berselang lama, salah satu dari dua ulama itu mati dan setelah dikuburkan maka ulama (sahabatnya) yang masih hidup membacakan Surat Yasin di makamnya.
Seperti pengalamannya yang lalu, malamnya dia didatangi oleh ulama sahabatnya yang telah mati dan dikatakan kepadanya “terima kasih atas bacaan Surat Yasin yang engkau lantunkan di makamku, kini kuburku menjadi padang dan menyenangkan”.
Pada pagi harinya ulama yang tertinggal (masih hidup) berpikir "kedua sahabatku telah mati, lalu siapa yang akan memadangi kuburku?", maka dikumpulkan santri-santrinya untuk diberi amanat “kelak kalau aku mati, bacakan Surat Yasin di makamku”.
Hadits nabi: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
عَنْ مَعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ اَلنَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اقْرَؤُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ .
Artinya :
Dari Ma'qil bin Yasar bahwa Rasulullah Saw bersabda: 'Bacalah surat Yasin di dekat orang-orang yang meninggal. (HR Abu Daud dan Nasa’i yang dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Hadis ini mengandung makna; bisa jadi dibacakan di dekat orang yang akan meninggal dan bisa jadi dibaca di kuburnya).
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Pelajaran Yang Tersirat Dalam Ibadah Haji
2
Gelorakan Dakwah Lewat Tulisan, NU Online Kumpulkan Jurnalis Muda Nahdliyin se-Jateng dan DIY
3
NU Online dan LAZISNU Gelar Workshop Jurnalistik Filantropi, Cilacap Jadi Tuan Rumah
4
NU Care-LAZISNU Dukung Penyelenggaraan Workshop Jurnalisitik Filantropi di Cilacap Jateng
5
Jelang Konfercab, PCNU Klaten Persiapkan Rekomendasi Isu Pertanian Ramah Lingkungan
6
Andy F Noya: Kontributor NU Online Bisa Wujudkan 'Kick Andy' Versi Sendiri
Terkini
Lihat Semua