Kebanyakan para remaja memandang pernikahan bak memandang gunung dari kejauhan begitu tampak indah, mulus, hijau, dan menawan, padahal tidak demikian hakekatnya. Gunung yang tampak indah, mulus, hijau dan menawan manakala didekati tidak rata dan tidak mulus seperti yang tampak dari kejauhan, gunung itu begitu terjal penuh dengan tebing dan jurang.
Begitulah pernikahan, sering para remaja hanya memandangnya dari kejauhan sehingga banyak yang terpesona dan terkesima, sedangkan mereka tidak siap melintasi batu-batu terjal, tebing, dan jurang yang ada.
Dua insan yang menuju ke pelaminan dan selalu memelihara rasa cintanya, akan mampu menaklukkan batu-batu terjal dan mampu melintasi tebing dan jurang yang ada, karena cinta yang terjaga dan terpelihara akan saling mengulurkan tangan dan saling menuntunnya tanpa ada pengkhianatan.
Ada tip untuk merawat cinta agar cinta tetap terpelihara dan terjaga. Ketika Muadz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah saw tentang perilaku yang baik, Rasulullah saw menjawab :
وَأَنْ تُحِبَّ لِلنَّاسِ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِكَ، وَتَكْرَهَ لَهُمْ مَا تَكْرَهُ لِنَفْسِكَ، وَأَنْ تَقُولَ خَيْرًا، او تصمت
Artinya :
(Hendaknya) engkau menyukai manusia seperti apa yg engkau sukai utk dirimu sendiri dan (hendaknya) engkau membenci pada mereka seperti apa yg engkau benci utk dirimu sendiri dan (hendaknya) engkau selalu berkata yg baik atau engkau diam. (HR Ahmad)
KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng tahun 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng
