• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 11 Mei 2024

Taushiyah

Bergembira adalah Perintah dalam Al-Qur'an

Bergembira adalah Perintah dalam Al-Qur'an
KH Bahauddin Nur Salim
KH Bahauddin Nur Salim

Inna min syuu-ir rajuli an-yadhula aala ahlihi wahum fi sururin yadhakuun fayatafarraquuna khaufan minhu. Termasuk suu-il khuluq (akhlak yang buruk) itu adalah seorang tokoh atau seorang (dari) kita masuk ke keluarga, anak – istri kita sedang guyon, asyik, karena kita masuk, terus mereka tidak guyon. Karena senang itu mahal, farah itu mahal

 

Bergembira itu sampai menjadi perintah khusus dalam Al-Qur'an: Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥụ, huwa khairum mimmā yajma'ụn. “Katakanlah: Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".   

 

Senang itu diperintahkan Tuhan. Ekspresi senang paling gampang ya guyon itu. Sewaktu kecil diajak sowan Kiai Hamid Baidlowi. Ketika itu ada Mbah Ali Maksum yang ceramah dengan guyon. Setau saya orang saleh-saleh juga guyon terus. Itu bukan guyon – mohon maaf – arogan, tidak. Tapi supaya farah bi-a’laillah wa bina’ma’i, supaya senang (bahwa) di dunia itu masih banyak nikmatnya daripada masalahnya.

 

Imam Ghazali yang terkenal khusyu dan sufi, di antara yang diriwayatkan adalah: Inna min khiyari ummati fimaa nabbaanil mala-ul a’la qauman yadhakuuna jahran min sa’ati rahmatillah, wa yabquuna sirran min khaufi ‘adzaabih. Umatku pilihan, sesuai yang saya dapatkan dari mala’il a’la, katanya, itu kaum-kaum yang kalau tertawa itu keras.    

 

Tidak ada ibadah sehebat senang. Karena syetan itu, innama najwa minasy syaithan liyahzunalladziina aamanu. Jadi syeitan itu targetnya biar orang mukmin susah. Kalau sudah susah, terus lama-lama kecewa dengan keadaan. Kalau kecewa, mungkin – mohon maaf – jadi orang yang sangat keras, atau tidak rida (rela) dengan Qada – Qadar. Sekali tidak rida dengan Qada – Qadar itu ancamannya berat.

 

 

KH Bahauddin Nursalim, Rais Pengurus Besar Nahdlarul Ulama (PBNU)


Taushiyah Terbaru