• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 27 April 2024

Taushiyah

Apakah Keluarga Bisa Mensyafaati Keluarga yang Lain?

Apakah Keluarga Bisa Mensyafaati Keluarga yang Lain?
Ilustrasi
Ilustrasi

Nabi Muhammad pernah bersabda:

 

إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ سَأَلَ أَحَدُهُمْ عَنْ أَبَوَيْهِ وَعَنْ زَوْجَتِهِ وَوَلَدِهِ، فَيُقَالُ إِنَّهُمْ لَمْ يُدْرِكُوا مَا أَدْرَكْتَ، فَيَقُوْلُ: يَارَبِّ إِنِّيْ عَمِلْتُ لِيْ وَلَهُمْ، فَيُؤْمَرُ بِإِلْحَاقِهِمْ بِهِ

 

Artinya: "Ketika ahli surga masuk ke dalam surga, salah satu di antara mereka kemudian bertanya mengenai keberadaan kedua orang tuanya, istrinya, dan anaknya. Maka dikatakan 'Sesungguhnya mereka tidak menyadari apa yang saya sadari,'. Dia berkata ‘Wahai Tuhanku, sesungguhnya amalku itu untukku dan mereka,'. Kemudian Allah memerintah untuk menyertakan mereka dengan orang itu," (Diriwayatkan dari Ibnu Abbas)

 

Besok kalau sudah sampai surga akan saling bertanya. Ada seorang istri mencari suaminya di surga, kalau suaminya belum masuk surga. Sebab terkadang karena ibadahnya banyak sang istri, akhirnya yang masuk surga terlebih dulu dahulu adalah istri. Ada suami mencari istrinya, ada orang tua mencari anaknya, dan ada anak yang mencari orang tuanya.

 

 

Ada kiai mencari santrinya. Berarti kiai itu memiliki syafaat, pertolongan. Apabila belum ketemu dengan apa yang dicari, kemudian request kepada Allah Ta'ala "Gusti, suami saya belum ketemu,". Ada juga yang berkata, "Gusti anak saya belum ketemu,". Ada juga yang berkata kalau kedua orang tuanya belum ketemu.

 

 

Setelah dicari dan tidak ketemu, akhirnya dikatakan:

 

فَيُؤْمَرُ بِإِلْحَاقِهِمْ بِهِ

 

 

Allah memerintahkan agar mengambil orang-orang yang dicari dan ditanyakan oleh para ahli surga. Itulah yang dinamakan dengan syafaat.

 

Rasulullah bersabda:

 

مَنْ عَلَّمَ وَلَدَهُ وَأَدَّبَهُ رَزَقَهُ اللهُ تَعَالَى شَفَاعَتَهُ

 

Barangsiapa mempunyai anak dan mengajarinya mengaji, dan mengajarinya akhlakul karimah, tata krama, itu besok sang anak bisa menjadi syafaat bagi kedua orang tuanya di hari kiamat.

 

Dalam hadits lain disebutkan:

 

يامعشر المسلمين: من رزقه الله تعالى بولد فعليه بتأديبه وتعليمه فان من علم ولده وادبه رزقه الله شفاعته. ومن ترك ولده جاهلا كل ذنب عمله عليه

 

Artinya: "Wahai kaum Muslim! Barangsiapa yang dikarunia rizki anak oleh Allah, maka wajib baginya untuk mengajarkan adab dan mendidik anaknya. Karena barangsiapa mendidik anak, mengajarinya ilmu agama dan mengajarkan adab (akhlakul karimah) padanya, maka Allah besok akan memberikan rizki syafaat padanya. Dan barangsiapa membiarkan anaknya bodoh, maka setiap dosa yang dilakukan anak akan ditimpakan padanya,"

 

Untuk itu, sangatlah beruntung orang-orang yang memiliki anak kemudian mau untuk mengajari anak mereka mengaji serta akhlakul karimah atau tata krama. Sebab jika sampai membiarkan sang anak dalam jurang kebodohan, setiap dosa yang dilakukan oleh anak itu akan ditimpakan kepada kedua orang tuanya karena telah melalaikannya.

 

Disarikan dari rekaman ceramah KH Abdurrochman Chudlori dengan penyesuaian.

 

Penulis: Ahmad Hanan

Editor: Ahmad Mundzir


Taushiyah Terbaru