Anak Kecil yang Taburi Kepalanya dengan Debu

Tentu kita masih ingat cerita anak yatim berpenampilan lusuh yang terpisah dari sekumpulan anak berbaju baru yang sedang bersenda gurau di seberang jalan yang kemudian digenggam tangannya oleh Rasulullah dan dikatakan kepadanya “Maukah kamu bila aku menjadi ayahmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai paman, Hasan dan Husein sebagai saudara, dan Fatimah sebagai saudarimu?”, ternyata kesedihan datang dan mengusiknya kembali.

Dengan berjalannya waktu dan bertambahnya  usia, kini anak yatim yang berpenampilan lusuh harus kehilangan  kebahagiaan yang selama ini dirasakan  karena Rasulullah SAW yang menjadi ayah angkatnya telah tiada. 

Meratapi kepergian Rasulullah SAW, anak yatim berpenampilan lusuh itu keluar rumah sambil menaburkan debu ke atas kepalanya “Sungguh malang nasibku, kini aku bukan siapa-siapa lagi, kini aku telah menjadi yatim kembali yang akan terasing dari teman-temanku”. 

Ketika Abu Bakar As Shiddiq melihat anak yatim yang berpenampilan lusuh dalam kegalauan, bersegeralah dia memeluknya dan mengambil alih untuk mengasuhnya. Menyantuni anak yatim tidak hanya di tanggal sepuluh Muharam saja, tetapi kapan saja dan di mana saja.

Hadits nabi: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Artinya :
Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya. (HR Bukhari)

KH Ahmad Niam Syukri Masruri, Ketua Lembaga Kajian Informasi dan Dakwah (Elkid), Ketua PW GP Ansor Jateng 1995, dan Sekretaris RMINU Jateng