• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 28 April 2024

SMA SMK MA

MA Walisongo Pecangaan Jepara Peringati Isra' Mi'raj dan Khatmil Qur'an

MA Walisongo Pecangaan Jepara Peringati Isra' Mi'raj dan Khatmil Qur'an
Kegiatan peringatan isra miraj 1445 H keluarga besar MA Walisongo Pecangaan, Jepara (Foto: NU Online Jateng/Syaiful Mustaqim)
Kegiatan peringatan isra miraj 1445 H keluarga besar MA Walisongo Pecangaan, Jepara (Foto: NU Online Jateng/Syaiful Mustaqim)

Jepara, NU Online Jateng
Madrasah Aliyah (MA) Walisongo Pecangaan Jepara mengadakan peringatan Isra' Mi'raj berbarengan dengan agenda arwahan massal, dan tarhib ramadhan 1445 H yang berlangsung di mushala madrasah setempat, Sabtu (17/2/2023). 


Kepala MA Walisongo Pecangaan Ainun Najib mengatakan, kegiatan dilaksanakan karena 3 momentum acara waktunya berdekatan. "Kegiatan ini juga sekaligus media bagi siswa-siswi tahfidhul qur'an mengaplikasikan hafalannya," katanya. 


Disampaikan, kegiatan bertujuan untuk meneguhkan iman dan takwa warga madrasah terutama peristiwa isra' dan mi'raj Nabi Muhammad SAW. "Kegiatan ini agar siswa siswi semakin menghayati perintah shalat sebagai kebutuhan, bukan sekadar penggugur kewajiban. Demikian halnya dengan perintah puasa ramadhan," ujarnya.
 

Sedangkan dengan kegiatan arwahan massal lanjutnya, siswa-siswi semakin memahami dan menghargai perjuangan leluhur. "Dan agar mengingat bahwa kehidupan dunia bersifat sementara," ucapnya.


Kepada NU Online Jateng, Rabu (21/2/2024) dijelaskan, rangkaian kegiatan dikemas dengan khatmil qur'an bil ghaib dan bin nadzar serta mauidlah hasanah disampaikan oleh Kiai Ahmad Habib. 
 


"Pelaksanaan khatmil qur'an dilaksanakan 2 kelompok. Khatmil qur'an bil ghaib oleh 15 siswa tahfidh dengan membaca 2 juz didampingi 1 penyimak. Selebihnya dibaca bin nadzor untuk siswa-siswi yang lain," ungkapnya. 


Kiai Ahmad Habib dalam mauidlahnya menyampaikan perihal ancaman orang yang dengan sengaja meninggalkan shalat berupa 15 siksaan. Dijelaskan, enam siksaan di dunia. Pertama, dicabut keberkahan umurnya. Kedua, dihilangkan tanda-tanda kesalehan di wajahnya. 


"Ketiga, segala amal baiknya tidak akan mendapatkan pahala. Keempat, doanya tidak akan dikabulkan. Kelima, tidak mendapatkan bagian doa dari doanya orang-orang shalih. Keenam, akan dibenci oleh kebanyakan orang," terang Kiai Habib yang juga Kepala Madin Wustha dan Ulya Mansyaul Falah Walisongo.


Tiga siksaan ketika meninggal lanjutnya, mati dalam kondisi terhina, mati dalam kondisi lapar, dan mati dalam kondisi haus yang apabila diminumkan satu lautan pun tidak mungkin akan dapat menghilangkan dahaganya.


"Sedangkan tiga siksaan lain diterima di alam kubur. Pertama, kuburannya menyempit sehingga tulang-tulang rusuk saling bersimpangan," urainya. 


Kedua sambungnya, ruang kubur dipenuhi api sehingga sehari-hari hidup bergelimangan di atas bara. Ketiga, di alam kuburnya akan ditemani ular besar utusan Allah untuk menyiksa yang diberi nama Asy-Syuja’ Al Aqra’.


“Tiga siksaan lagi ketika dibangkitkan dari kubur menuju padang makhsyar yaitu hisab yang berat, dibenci Allah, dan dimasukkan ke dalam neraka,” pungkasnya. 


Kontributor: Syaiful Mustaqim


SMA SMK MA Terbaru