Regional

Unik, MWCNU Kajen Peringati Hari Santri dengan Pagelaran Wayang

Jumat, 25 Oktober 2024 | 19:00 WIB

Unik, MWCNU Kajen Peringati Hari Santri dengan Pagelaran Wayang

Pagelaran Wayang dal;am perigati Hari Santri Nasional di MWCNU Kajen, Pekalongan, Senin malam (21/10/2024). (Foto: Istimewa)

Pekalongan, NU Online Jateng

Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kajen menggelar pertunjukan Wayang Santri dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2024 di Gedung MWCNU Kajen, Jalan Pahlawan Rowolaku Kajen, Senin malam (21/10/2024).


Ketua Panitia Peringatan Hari Santri Nasional MWCNU Kajen, Kyai Mustajirin mengatakan bahwa pagelaran Wayang Santri ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan HSN yang dilaksanakan MWCNU Kajen.


"Tahun 2024 ini ada sedikit yang berbeda dibandingkan  tahun-tahun sebelumnya yakni di samping acara istighotsah dan juga jalan sehat, kami menyelenggarakan pagelaran wayang santri dengan dalang Ki Yudiseto yang merupakan Ketua Lesbumi MWCNU Kajen dan akan membawakan lakon Mustika Mirah Delima" paparnya.


Dikatakannya, peringatan Hari Santri Nasional merupakan wujud penghargaan akan peran santri bagi negeri. Oleh karena itu sebagai santri harus bisa memaknai jati dirinya sebagai seorang santri.


"Kata SANTRI jika ditinjau dari huruf penyusunnya terdiri dari huruf sin, nun, ta', ra' dan ya',” tuturnya.


Ia menuturkan, Sin bermakna satirun an 'uyubinnaas yang artinya seorang santri harus bisa menutup aib orang lain. Huruf kedua adalah Nun yang bermakna Naibun 'anil ulama, artinya santri harus siap menjadi penerus ulama. 


“Yang ketiga huruf ta' maknanya tarkul ma'ashi yang berarti santri harus berkarakter meninggalkan perbuatan maksiyat. Huruf ke empat yakni ra' maknanya riyadhoh artinya seorang santri harus terlatih dengan tirakat dan riyadoh. Dan huruf terakhir yakni ya' yang bermakna yukramul ustadz artinya santri harus menunjukkan penghormatan dan penghargaan terhadap kyai dan ustadznya" paparnya.


Sementara itu, Ketua MWCNU Kajen KH Busaeri mengungkapkan bahwa sebagai bagian dari santri kita harus merasa bangga. Santri sekarang ini sudah mendapatkan tempat di hati Masyarakat.


"Santri itu identik dengan Nahdlatul Ulama, Santri tidak bisa lepas dari Nahdlatul Ulama. Karena kita pahami Bersama bahwa Pesantren adalah NU kecil dan NU adalah Pesantren besar" tegasnya


KH. Busaeri menambahkan, Lahirnya Hari Santri Nasional adalah penghargaan dari bangsa dan negara terhadap perjuangan para kyai dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan.


Pagelaran Wayang Santri diawali dengan istighotsah yang dipimpin Kyai Kholil Ridwan Al Hafidz, Rais Syuriyah MWCNU Kajen. Pada kesempatan tersebut juga dinyatakan Ikrar Santri Indonesia yang dipandu Kyai Hadi Wibowo, Ketua LDNU Kecamatan Kajen diikuti seluruh hadirin yang ada. 


Acara istighotsah dan pagelaran Wayang Santri berlangsung cukup meriah dengan diikuti dan disaksikan seribuan peserta yang berasal dari sejumlah santri pondok pesantren di Kecamatan Kajen. Hadir pula segenap pengurus MWCNU Kajen, jajaran pengurus dan anggota badan otonom NU Kecamatan Kajen serta pengurus NU se-Kecamatan Kajen.


Kontributor: Syaikhul Alim