• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 21 Mei 2024

Regional

Tradisi Walimah dan Terbang Kencer Harus Dilestarikan

Tradisi Walimah dan Terbang Kencer Harus Dilestarikan
Salah satu kegiatan yang masih dilestarikan di Jainegara Kabupaten Tegal yakni walimahan dan terbang kencer (Foto: NU Online Jateng/Ahmad Fauzan)
Salah satu kegiatan yang masih dilestarikan di Jainegara Kabupaten Tegal yakni walimahan dan terbang kencer (Foto: NU Online Jateng/Ahmad Fauzan)

Tegal, NU Online Jateng
Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Jatinegara, Kabupaten Tegal Kiai Muhammad Tasrifin mengatakan, tradisi walimahan dan terbang kencer harus dilestarikan. Pasalnya, jika tidak, maka lambat laun akan hilang dan generasi sekarang tak akan mengenalnya.

 

"Seperti di desa kami Padasari, Kecamatan Jatinegara. Dari sekian banyak tradisi yang dimiliki desa, ada satu tradisi yang dinilai sangat penting bagi kehidupan bersama dalam sebuah desa. Tradisi itu adalah Walimah dan Terbang Kencer," ujarnya kepada NU Online Jateng, Selasa (8/6).

 

Dikatakan, setiap daerah tentu memiliki kebiasaan atau tradisi yang sudah berjalan turun-temurun dari nenek moyang, ada tradisi yang masih konsisten hingga sekarang dan mungkin ada juga tradisi yang sudah hilang. 

 

"Semua tergantung bagaimana upaya sebuah generasi dalam melestarikannya," ucap Pengasuh Pesantren Al-Adalah Padasari, Jatinegara ini.

 

Dijelaskan, Walimah (walimahan) adalah jamuan berupa makan dan minuman yang disediakan untuk tasyukuran pernikahan, khitanan atau lainya. Melaksanakan walimah itu hukumnya sunnah. Namun menghadirinya adalah wajib. 

 

"Maka, ketika kita mengadiri walimah berarti kita sedang melaksanakan kewajiban, dan menikmati makanan yang dihidangkan di dalam walimah adalah ibadah. Makane angger walimahan kudu mangan, wong mangan dietung ibadah iku ya ning walimahan, mumpung romantis (rokok-mangan gratis)," terangnya.

 

Selain menghadirinya dan menikmati makanannya dicatat sebagai ibadah. Menurutnya, ada bagian di dalam walimah yang tidak kalah penting, yaitu rangkain acara dari mulai pembacaan asyraqal (mahalul qiyam), tahlil, doa, Pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an, Shalawat, dan terakhir biasanya ada bonus mauidzah hasanah, semua mengadung nilai ibadah.

 

Tentang Terbang Kencer, Kiai Tasrifin menjelaskan, usai rangkaian acara walimah, biasanya masih dilanjutkan lagi dengan aksi 'Terbang Kencer'  hingga menjelang subuh.

 

"Orang di sini lebih kenal dengan istilah Pasalan. Dalam lek-lekan pasalan ini, semua santri (sebutan untuk para penerbang/pilot) bersama-sama melantunkan dzikiran dan pujian kepada baginda Nabi Muhammad SAW," terangnya.

 

"Ya, walaupun kadang syair yang dibaca tidak begitu jelas, karena memang ilat jawa. Istilah lainya ada dzikir suluk dan ada dzikir turun, kalau ini saya kurang tahu artinya," sambungnya.

 

Dari sinilah, menurut Kiai Tasrifin Salim walimah dan terbang kencer adalah tradisi yang harus terus dijaga dan dilestarikan. "Bukan saja baik, namun tradisi ini juga akan mendatangkan rahmat dan ketenangan dari Allah SWT," pungkasnya. 

 

Kontributor: Ahmad Fauzan, Tahmid
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru