• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 28 April 2024

Regional

Rasulullah Pindah Ke Madinah untuk Dakwah yang lebih Efektif

Rasulullah Pindah Ke Madinah untuk Dakwah yang lebih Efektif
KH Imam Taufiq Rektor UIN Walisongo Semarang (Foto: Dok)
KH Imam Taufiq Rektor UIN Walisongo Semarang (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Kaum Muhajirin dan kaum Ansor merupakan dua komunitas yang mulia. Kaum muhajirin berhijrah meninggalkan tempat tinggal hanya untuk menjalankan perintah Nabi Muhammad Saw.


Pengasuh Pesantren Darul Falah Besongo Semarang KH Imam Taufiq mengatakan, kepindahan Rasulullah dari Makkah ke Madinah selain untuk mengembangkan Islam, juga untuk penyebaran agama ke komunitas yang lebih luas. Sebab menurutnya, dakwah di Makkah sudah tidak kondusif. 


"Karena selama Nabi Muhammad berdakwah di Makkah dirasakan tidak efektif," ucap Imam Taufiq 


Imam Taufiq yang juga Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang itu menyampaikan hal itu secara luring dalam Kajian Tafsir Tematik, Sabtu (11/03/2023).


Disampaikan, pada saat di Makkah, jumlah manusia yang masuk agama Islam tidak sesuai yang diharapkan. Selain itu, ada ketidaknyamanannya karena ancaman yang luar biasa. Ketika Nabi Muhammad berdakwah di Makkah selalu diancam pembunuhan. 


"Semua aktivitasnya diancam,  mulai dari dilempari batu, kotoran, bahkan ada sayembara untuk membunuh Nabi," ujarnya. 


Hal ini lanjutnya, tidak hanya berlaku untuk Nabi Muhammad saja, seluruh umat Islam waktu itu juga diancam dan disiksa. "Seperti cerita Bilal bin Rabah yang menjadi korban penyiksaan. Mulai dilempar, dijemur di bawah teriknya matahari dan ditimbun batu, tetapi hatinya tetap kokoh," terangnya. 


Menurutnya, orang yang hijrah perjuangannya sangat besar, meninggalkan keluarga, rumah, dan masa lalu. Maka, proses dua kelompok ini, yaitu Muhajirin dan Ansor menjadi sebuah keluarga. "Dan yang dilakukan pertama kali Nabi Muhammad adalah mempersaudarakannya, bukan hal lainnya," jelasnya. 


Kiai Imam Taufiq yang juga Wakil Rais PWNU jateng itu dalam siaran pers yang diterima NU Online Jateng, Senin (13/3/2023) menyebutkan Surat al-Hasyr ayat 10 yang menjelaskan bahwa doa diri kita ini bukan hanya untuk kita sendiri. Tetapi, untuk seluruh umat muslim.


"Maka, di ayat ini ada sebuah perintah berdoa untuk diri sendiri, keluarga dan umat Islam," ucapnya. 


Dikatakan, terkadang doa-doa yang dikabulkan oleh Allah SWT tentang kebaikan-kebaikan yang kita terima itu bukan doa kita. Tetapi doanya orang tua yang meluber ke kita. "Bisa juga bukan karena doa orang tua, tetapi doa orang-orang muslim yang mendoakan kita semua," pungkasnya. (*)
 


Regional Terbaru