Rais PCNU Kebumen Sampaikan Empat Pesan Sesepuh NU saat Melantik Pengurus Lembaga 

Kebumen, NU Online Jateng 

Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama  (PCNU) Kabupaten Kebumen sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu, KH Afifuddin Hanif Al Hasani, menyampaikan empat pesan dari para sesepuh NU dalam acara pelantikan Pengurus Lembaga dan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) I PCNU Kebumen.

Pesan tersebut disampaikannya kepada Pengurus Lembaga PCNU Kebumen yang baru dilantik pada Ahad (8/2/2025) di depan Gedung PCNU Kebumen.

Pesan pertama, Kiai Afifuddin berpesan agar para pengurus lembaga mampu menciptakan keberagaman dalam NU, tetapi tetap memiliki pemahaman yang sama tentang organisasi ini.

"Pesan dari sesepuh yang pertama, kita harus bisa menciptakan berbagai bentuk orang di NU, namun bisa berpengertian sama tentang NU. Pemahaman tentang NU harus sama walaupun berbeda karakternya," ujarnya.

Ia menekankan bahwa untuk mencapai kesamaan pemahaman tersebut, para pengurus lembaga perlu mempelajari sejarah NU secara mendalam.

"Untuk bisa sampai ke sana, Anda bisa mempelajari sejarah NU, latar belakang berdirinya, mengapa bisa ada NU. Kita harus ingat masa kejayaan NU, luar biasanya pengaruh NU saat itu. Bagaimana para tokohnya benar-benar ikhlas mengurusi NU. Juga ingat masa kelam NU, saat NU mendapat tekanan dari mana-mana. Tahun-tahun di mana lembaga NU banyak dicekal, tapi ulama-ulama pendahulu kita tetap membuat siasat agar lembaga-lembaga NU terus berjalan," paparnya.

Selain itu, Kiai Afifuddin juga mengingatkan bahwa NU memiliki amanah besar untuk meneruskan dakwah dan tradisi Walisongo yang selaras dengan ajaran Islam.

"Kemudian pengertian bahwa NU itu meneruskan perjuangan dakwah dan tradisi dari Walisongo. Para ulama NU sangat memperhatikan hal-hal ini dalam rangka supaya ajaran Islam yang memang pada asalnya toleran, tasamuh, dan adil ini bisa terus berjalan sampai yaumul qiyamah dan menjadikan Indonesia sebagai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," tuturnya.

Pesan kedua, Kiai Afifuddin menekankan bahwa NU bukan sekadar warisan yang bisa dinikmati, melainkan amanah yang harus diwariskan kepada generasi mendatang secara utuh.

"Yang kedua kita harus sadar, bahwa NU bukan warisan yang bisa kita nikmati habis-habisan, melainkan sebagai amanah leluhur yang harus diwariskan kepada anak cucu kita semua secara utuh. Ini harus menjadi kesadaran dan prinsip kita bersama," tegasnya.

Pesan ketiga adalah pentingnya kesabaran dalam menghadapi berbagai tantangan selama berkhidmah di NU.

"Kemudian yang ketiga adalah sadar bahwa Anda yang telah terpilih pasti akan menemui rintangan. Termasuk pesaing, orang yang mungkin akan bertentangan dengan kepentingan khidmah panjenengan di NU. Itu semua bisa diatasi dengan ayat isbiru wa shabiru. Insyaallah dengan bersabar Anda bisa mengatasi segala rintangan dan cobaan," ujar Kiai Afifuddin.

Pesan keempat adalah menjaga istiqamah dalam berorganisasi serta memiliki sikap tunduk dan patuh terhadap keputusan bersama.

"Pesan sesepuh, Rois Akbar terakhir adalah untuk waspada, karena saat ini tidak semua orang yang mengaku NU benar-benar mengharapkan kejayaan NU. Di sini kita diharapkan untuk berprinsip selalu percaya dan terikat dengan NU, menghormati segala kesepakatan yang diputuskan dalam organisasi. Maka insyaallah dengan prinsip-prinsip ini kita bisa mewariskan Nahdlatul Ulama yang utuh kepada anak cucu kita," pungkasnya.

Sebagai penutup, Kiai Afifuddin mengutip sebuah adagium tentang khidmah: "Man hasunat khidmatuhu wajabat karomatuhu," yang berarti "Barang siapa yang baik dalam khidmahnya, maka ia akan mendapatkan karomah."