• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Regional

PWNU Jateng: Menjadi Pengurus Harus Siap 'Dipaido'

PWNU Jateng: Menjadi Pengurus Harus Siap 'Dipaido'
Kegiatan peringatan Harlah ke-10 NU tingkat Jateng di Pesantren Al-Islah Mangkang, Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)
Kegiatan peringatan Harlah ke-10 NU tingkat Jateng di Pesantren Al-Islah Mangkang, Kota Semarang (Foto: NU Online Jateng/Samsul Huda)

Semarang, NU Online Jateng
Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng KH Hadlor Ihsan menegaskan, seluruh jajaran pengurus dan warga NU harus kompak dan betah. Kompak artinya bersatu dan betah itu artinya bertahan, termasuk jika harus 'dipaido'.


"Yang penting Istiqamah dan berusaha menjalankan khidmah dengan sungguh-sungguh untuk umat. Pengurus dipaido itu hal yang lumrah. Jadikan hal ini sebagai penyemangat dalam menjalankan roda organisasi dalam 1 komando," tegasnya.


Hal itu disampaikan Kiai Hadlor Ihsan dalam acara 'Istighotsah dan Parade Puisi' dalam rangka peringatan Hari Lahir ke-101 NU tahun 1445 Hijriah di Pesantren Al-Islah Mangkang, Kota Semarang, Sabtu (27/1/2024) malam.


Menurut Kiai Hadlor yang juga Pengasuh Pesantren Al-Islah Mangkang, komando dari pengurus dari semua tingkatan sepanjang maslahat hendaknya ditaati. "Untuk khidmah pada NU ya kita laksanakan," tegasnya.
 


Disampaikan, jangan sampai seperti mendorong mobil dari semua arah sehingga tidak bisa berjalan karena tiadanya komando. "Komando itu penting," ujarnya.


Dikatakan, Pemilu itu bukan memilukan. Santai saja ada 3 pilihan dalam politik, yakni bermain, main-main, atau dipermainkan," ucapnya.


Pihaknya mendoakan semoga kondisi bangsa dapat kondusif dan mendapatkan pemimpin yang memiliki rasa takut kepada Allah SWT dan bersikap memberikan kasih sayang kepada masyarakat.


Ketua PWNU Jateng HM Muzamil menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar Pesantren Al-Islah yang berkenan ditempati untuk acara hari lahir NU ke-101. 


"101 tahun NU Berdiri menegakkan panji-panji Islam ahlussunah wal jama'ah di seluruh pelosok negeri. 101 tahun NU berkibar menanam kebaikan supaya dijalankan dengan tegar.
101 tahun NU mendidik anak bangsa menuju kemuliaan sepanjang masa, dan 101 tahun NU Berbakti pada negeri menebarkan kebaikan dan kebahagiaan sejati," ujarnya.
 


Dijelaskan, tahun 1936 menyatakan bahwa Nusantara yang mayoritas penduduknya muslim sebagai darul Islam atau Wilayatul Islam meski dipimpin oleh penjajah. Tahun 1943 mendirikan Majelis Islam A'la Indonesia, kemudian tahun 1945 setelah merdeka mendirikan Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau Masyumi.


"Pada tahun yang sama menggelorakan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 sebagai pendorong semangat mempertahankan diri dari agresi militer hingga lahirnya Hari Pahlawan 10 Nopember," terangnya.


Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada NU. Karena selama ini NU tidak pernah mengeluh menerima ujian sepanjang zaman, NU selalu melindungi dan mengajarkan kitab-kitab, ilmu, dan hikmah kepada masyarakat. 


"Semoga NU tetap berkibar sepanjang zaman mengawal berkibarnya sang saka merah putih dalam merawat perdamaian dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial," pungkasnya.


Acara yang dihadiri 500 tamu undangan dan para santri tersebut dilanjutkan dengan potong tumpeng dan parade puisi oleh KH Abdul Munib Muchit, KH Anashom, Prof H Musahadi, KH Ahmadi, dan KH Mahsun Mahfudz.


Pengirim: Insan Al-Huda


Regional Terbaru