• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 16 April 2024

Regional

Pesantren Hanacaraka Wonogiri: Gamelan Warisan Budaya Harus Dilestarikan

Pesantren Hanacaraka Wonogiri: Gamelan Warisan Budaya Harus Dilestarikan
Gamelan sarana dakwah yang harus dilestarikan. Kegiatan di pesantren Hanacaraka Wonogiri (Foto: NU Online jateng/Masri Zaini)
Gamelan sarana dakwah yang harus dilestarikan. Kegiatan di pesantren Hanacaraka Wonogiri (Foto: NU Online jateng/Masri Zaini)

Wonogiri, NU Online Jateng
Sedikitnya 20 warga Wonogiri mengikuti pelatihan 'Nabuh Gamelan Jawa' dalam rangka Program Kemitraan Masyarakat (PKM) Kajian Budaya Universitas Sebelas Maret UNS Surakarta di Pesantren Honocoroko Wonogiri, Rabu, (20/7/2022).
 

Pengasuh Pesantren Hanacaraka Wonogiri Ahans Mahabie mengatakan, para peserta kegiatan latihan gemelan dari masyarakat umum sekitar Pesantren Hanacaraka dengan tujuan untuk pemberdayaan masyarakat dan pelestarian budaya Jawa. Selain itu, budaya Jawa memerlukan modernisasi bukan westernisasi sehingga tetap berjalan sesuai jati diri bangsa.


"Sejauh ini Pemda Wonogiri juga memiliki program pembangunan yang kental dengan budaya Jawa sekaligus pusat pelestarian budaya Jawa. Hanacaraka mencoba membentuk kepribadian santri dan masyarakat sesuai dengan nilai agama Islam dan menjunjung jati diri bangsa khususnya budaya Jawa," katanya. 


Ahans menambahkan, Pesantren Hanacaraka adalah upaya pewarisan budaya ke generasi berikutnya karena agama Islam tidak bisa membangun komunitas sendiri yang terlepas dari realitas sosial.


"Islam harus membaur menjadi satu kesatuan di masyarakat. Seperti mengoptimalkan fungsi budaya Jawa mulai dari worldview, makanan, pakaian, dan kesenian dikemas dalam bentuk baru sehingga budaya Jawa yang terkesan tradisional terlihat modern. Ya seperti latihan gamelan jawa ini, belajar budaya sekaligus merawat budaya leluhur," terangnya. 


Budayawan Surakarta Mibtadin kepada NU Online Jateng, Sabtu (23/7/2022) menjelaskan, fungsionalisasi budaya Jawa sebagai bentuk pelesatarian dengan cara 'mengemas' tetapi tidak kehilangan esensi dari budaya itu sendiri menjadi nilai poin dalam melestarikan budaya. 


"Model konservasi ini yang dicoba didorong Pesantren Hanacaraka paling tidak bisa menjaga budaya Jawa tetap adi luhung, genuine, dan memastikan budaya Jawa tetap eksis di tengah pergumulan globalisasi," ucapnya. 


Dosen Program Studi S-2 Kajian Budaya UNS Surakarta ini menilai, pesantren Hanacara sebagi lembaga pendidikan keagamaan dan pengadaban memberikan porsi besar terhadap muatan lokal seperti gamelan, wayang, klenengan, dan sindenan untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, dan memasukan ke dalam kurikulum mata pelajaran. 


"Kami berharap, masyarakat sekitar pesantren mampu menjiwai setiap nilai yang terkandung dalam budaya adiluhung Jawa tersebut. Pesantren Hanacaraka pelestarian budaya luhur dapat dijadikan media sosialisasi dan enkulturalisasi (pembudayaan melalui pendidikan) nilai dan norma budaya masyarakat yang bersangkutan," pungkasnya. 


Kontributor: Masri Zaini


Regional Terbaru