• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Regional

Viral Pria Tendang Sesajen, Gus Yasin: Pesantren Tidak Ajarkan Seperti Itu

Viral Pria Tendang Sesajen, Gus Yasin: Pesantren Tidak Ajarkan Seperti Itu
Wagub Jateng KH Taj Yasin Maimoen saat meresmikan esantren di Wonogiri (Foto: Dok)
Wagub Jateng KH Taj Yasin Maimoen saat meresmikan esantren di Wonogiri (Foto: Dok)

Wonogiri, NU Online Jateng 
Aksi pria menendangnya sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang Jawa Timur yang viral di media sosial belum lama ini mendapat tanggapan Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen.


Putra ulama kharismatik asal Sarang Almaghfurlah KH Maimoen Zubair menyayangkan hal itu. Menurut Panglima Santri Gayeng Nusantara yang akrab disapa Gus Yasin, hal itu merupakan sikap tidak menghormati perbedaan dalam berkeyakinan.


"Ajaran di pesantren selama ini tidak ada yang seperti itu. Kita saling menghormati. Kita berjalan bersama," kata Gus Yasin ditemui awak media usai meresmikan Pondok Pesantren Nurul Anwar Wonogiri, Senin (10/01).


Gus Yasin berpandangan, warga pesantren hanya diberikan amanat untuk menyampaikan ajaran Islam. Tetapi hidayah adalah sesuatu yang berbeda karena merupakan hak prerogatif Allah SWT.


"Kalau hidayah itu sudah berbeda. Maka memang kita harus melebur menjadi satu hidup berdampingan untuk mewarnai di situ," terangnya.


Dikatakan, ajaran Wali Songo yang berhasil menyebarkan Islam di Indonesia hendaknya bisa menjadi contoh. Menurutnya, para wali menyampaikan dakwah dengan menyesuaikan tradisi masyarakat pada zaman itu, sehingga membuat Islam mudah diterima.


"Harus saling menghormati. Tadi Kiai Anwar Zahid juga menyampaikan bagaimana dakwahnya para wali di Indonesia. Mulai dari gending-gendingnya, ada lagon-lagon (lagu-lagu/tembang) jawa, syair-syairnya," jelas dia.


Izin Pesantren, Sanad, dan Akhlak


Dalam kesempatan itu, Gus Yasin juga meminta agar pesantren yang ada di Jawa Tengah wajib mengantongi izin dari pemerintah. Permintaan tersebut didasarkan kewajiban yang tertera pada Peraturan Menteri Agama Nomor 30 tahun 2020 tentang Pendirian dan Penyelenggaraan Pesantren.


Dijelaskan, pesantren diwajibkan memiliki izin terdaftar pada Kementerian Agama, baik yang telah didirikan maupun yang akan didirikan. Izin tersebut diwujudkan dalam bentuk Piagam Statistik Pesantren (PSP) yang memuat Nomor Statistik Pesantren (NSP). 


Oleh karena itu dirinya menanyakan kembali keabsahan Pesantren Nurul Anwar agar lebih yakin, "Setelah kita meresmikan tadi, kita tanya apakah sudah didaftarkan di pemerintah. Alhamdulillah sudah, sehingga nanti kita bisa lebih mudah lagi untuk menginformasikan, ini lho pesantren yang benar-benar taat. Administrasinya juga betul. Sehingga keluhan masyarakat yang saat ini, terkait ada yang menyalahgunakan lembaga pendidikan keagamaan yang akhirnya menjadi jelek bisa kita antisipasi," bebernya.


Kepada NU Online jateng, Rabu (12/1) Gus Yasin berharap Pesantren Nurul Anwar nantinya dapat memberikan pendidikan agama Islam yang sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dan memiliki silsilah keguruan (sanad) yang jelas.


"Pesantren Nurul Anwar yang baru diresmikan juga ada madrasahnya, ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) terpadu. Harapannya bisa memberikan nuansa islami yang benar-benar memiliki sanad literasi yang sambung sampai kepada Nabi Muhammad SAW," tuturnya.


Selain keilmuan, Gus Yasin juga menyoroti nilai etis seorang yang berilmu, yakni harus memiliki akhlak yang muncul di sela-sela keilmuan. Sebab menurutnya, akhlak yang akan menjaga para santri dari hal-hal yang tidak baik.


"Jadi pesantren itu selain memberikan ilmu juga memberikan literasi sanad spiritual, sehingga bisa menjaga murid-muridnya," pungkasnya. 


Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru