• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 25 April 2024

Regional

Pengasuh Pesantren Ploso Kediri: Jangan Jadi Santri Hanya Sampai Mati 

Pengasuh Pesantren Ploso Kediri: Jangan Jadi Santri Hanya Sampai Mati 
Gus Kautsar (tengah) di acara peringatan Hari Santri 2022 PCNU Solo (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)
Gus Kautsar (tengah) di acara peringatan Hari Santri 2022 PCNU Solo (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)

Solo, NU Online Jateng 
Pengasuh Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur KH Abdurrahman Al-Kautsar atau yang sering dipanggil Gus kautsar menyampaikan, santri itu setiap saat tidak hanya pada saat merayakan hari santri tanggal 22 Oktober, yang bertepatan resolusi Jihad NU.


"Menjadi santri jangan hanya sampai mati. Namun harus sampai kehadirat Alloh Subhanahu wa Ta'ala", tegasnya dalam acara perayaan Hari Santri 2022 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surakarta di Mangkunegaran Solo, Ahad (27/11/2022) malam.


Menurutnya, para santri jangan sampai ada yang terpengaruh ikut laskar berani mati. "Kalau mati, semua yang bernyawa pasti akan mati. Apa istimewanya mati, namun para santri harus berani hidup," tegasnya.


Dengan mengutip pernyataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib, kehidupan dunia ini akan bertambah baik apabila orang yang alim mau mengamalkan ilmunya, orang bodoh menyadari kebodohannya dan mau belajar, orang kaya mau mendarmabaktikan kekayaannya untuk kebaikan, dan orang miskin tidak menjual kehidupan akhiratnya untuk kepentingan duniawinya. 


"Karena itu kita semua yang masih bodoh ini harus mau belajar kepada para masyayih," ucapnya.


Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng HM Muzamil yang sebelumnya 'didawuhi' Gus Kautsar untuk matur kepada para jamaah yang hadir menyampaikan, pada prinsipnya pemimpin NU adalah para alim ulama. 


"Sedangkan kita semua adalah sebagai pengikutnya. NU selalu berusaha untuk mengamalkan ilmu yang telah diajarkan oleh ulama, dan setiap amal yang dikerjakan oleh Nahdliyin harus berdasarkan ilmu yang diterimanya dari ulama," ungkapnya.


Karena itu lanjutnya, selama hayat masih dikandung badan, kita wajib mencari ilmu melalui para masyayih di lingkungan NU. "Insyaallah Gus Kautsar, meskipun usianya masih relatif muda, merupakan salah satu masyayih kita," terangnya.


Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surakarta KH Masyhuri dalam sambutannya menyampaikan, kita selaku warga NU harus tetap berkhidmah guna menghidupkan tradisi baik yang dirintis dan dilakukan para ulama. 


"Sebagai pengurus NU, kita wajib mengelola tradisi luhur yang ada agar tetap terpelihara dengan baik," pungkasnya.


Nampak hadir dalam acara tersebut jajaran Pemerintah Kota Surakarta, para pengurus NU, Badan Otonom dan ribuan jamaah.


Pengirim: Insan Al-Huda


Regional Terbaru