Pemuda Desa Penyalahan Tegal Kokohkan Persatuan Bangsa Melalui Silaturahmi dan Pengajian
Rabu, 2 April 2025 | 12:30 WIB
Tahmid
Kontributor
Tegal, NU Online Jateng
Forum Remaja Masjid Baiturrahman RW 03 Desa Penyalahan, yang tergabung dalam Forum Remaja Dukuh Santa (Forsanta), bersama Gerakan Pemuda Ansor Penyalahan, terus berperan aktif dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Melalui kegiatan silaturahmi, pengajian, serta penguatan kebersamaan menjelang Idul Fitri, mereka membangun kekompakan pemuda desa di Masjid Baiturrahman Desa Penyalahan, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, pada Jumat malam Sabtu (28/3/2025).
Ketua Forsanta, Agus Samsul Arifin, menegaskan bahwa kegiatan ini telah menjadi tradisi tahunan yang mempererat hubungan antara pemuda desa dan para perantau.
“Setiap tahun menjelang Idul Fitri, kami mengadakan pertemuan ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersamaan dan kebangkitan pemuda di desa,” ujarnya.
Forsanta dan GP Ansor Penyalahan berkomitmen menjaga nilai-nilai persatuan dan kebersamaan sebagai fondasi utama dalam membangun bangsa dari tingkat desa. “Kita mulai dari desa, dari lingkungan terdekat kita sendiri,” tambah Agus Samsul Arifin.
Menurut pembina Forsanta sekaligus ketua pengurus pertama, Ustadz Mirkon, penting bagi organisasi ini untuk terus berkembang dan menjangkau lebih luas.
“Forsanta memiliki visi besar, yaitu menyatukan remaja masjid di desa dalam bingkai persatuan dan ukhuwah,” katanya.
Ketua RW 03 sekaligus pembina Forsanta, Wahidudin, menekankan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa harus dimulai dari desa. “Kekompakan pemuda dalam menjaga lingkungan RT dan desa sangat penting, baik dalam kebersihan, keamanan, maupun kerukunan masyarakat,” jelasnya.
Ketua GP Ansor Penyalahan, Sodikon, juga turut serta dalam kegiatan ini dan menegaskan pentingnya peran Ansor dalam membangun kesadaran sosial dan keagamaan di kalangan pemuda.
“Kami ingin pemuda desa tetap memiliki kepedulian sosial dan terus memperkuat nilai-nilai kebersamaan,” ujarnya.
Dari pantauan di lapangan, peran forum-forum remaja masjid dan Ansor semakin krusial di era digital, di mana budaya gotong royong cenderung memudar. “Kami ingin mempertahankan budaya silaturahmi dan kebersamaan antar pemuda desa,” tambah Sodikon.
Selain pengajian dan diskusi, pertemuan ini juga menjadi ajang mengenalkan sejarah dan budaya desa kepada generasi muda. “Pemuda harus tahu akar budayanya sendiri agar tidak kehilangan identitas,” pungkas Sodikon.
Pemuda Desa Penyalahan membuktikan bahwa mereka dapat menjadi motor penggerak dalam menjaga persatuan dan kebersamaan, tidak hanya di tingkat desa, tetapi juga sebagai bagian dari kekuatan bangsa yang lebih besar.
Terpopuler
1
Sosok Mbah Ijo, Jimat Kesetiaan NU Wonosobo
2
Rais Tanfidziyah PCINU Yaman Asal Batang Tamatkan Studi, Siap Mengabdi untuk Kampung Halaman
3
Niat Berkurban, Apakah Boleh Memotong Kuku dan Rambut?
4
LAZISNU Purbalingga Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Tanah Bergerak di Karanganyar
5
Kemenag Ajak Guru Ma’arif NU Terus Menjaga Keikhlasan dalam Mendidik
6
PC IPNU-IPPNU Kendal Gelar Latihan Kader Utama, Upaya Cetak Kader Tangguh dan Berideologi Aswaja
Terkini
Lihat Semua