Pembelajaran Nahwu Model Berbasis Active Learning Diminati Santri
Kamis, 4 Agustus 2022 | 15:00 WIB
Pati, NU Online Jateng
Pembelajaran gramatikal bahasa Arab (Nahwu Sharaf) memilik stigma negatif di kalangan pembelajarnya baik siswa madrasah maupun santri pondok. Nahwu dianggap sebagai pelajaran monoton dan membosankan.
Merespons dari problematika metode pembelajaran nahwu, Pesantren Wadil Ulum Purworejo, Margoyoso, Kabupaten Pati di bawah asuhan KH Ali Subhan pada bulan Ramadhan 1443 H kemarin telah meluncurkan sebuah kitab untuk pembelajaran dasar Nahwu berbasis active learning dan metode pembelajaran yang mudah serta menyenangkan.
Pengasuh Pesantren Wadil Ulum Pati KH Ali Subhan dalam rilisnya ke NU Online Jateng, Kamis (4/7/2022) mengatakan, kitab pembelajaran nahwu dinamai 'an-Nahwu al-Wadi'. Al-Wadi sendiri merupakan singkatan dan gambaran metode yang diterapkan dalam pembelajaran kitab tersebut yaitu Washfi, Al'ab, Tadribat, dan Tathbiq.
"Pada tanggal 24-30 Juni 2022, Pesantren Wadil Ulum kembali melaksanakan program an-Nahwu al-Wadi yang kedua, setelah sebelumnya dilaksanakan pada bulan Ramadhan 1443 H. Program intensif ini diikuti oleh siswi dan mahasiswi di wilayah Pati dan sekitarnya," terangnya.
Kiai Ali menjelaskan, program an-nahwu al-wadi memfokuskan pendalaman nahwu dan praktik yang dibentuk dalam 7 komponen pembelajaran yaitu nadzariyatu an-nahwi (teori nahwu), tahlil an-nahwi (analisis nahwu), tathbiq an-nahwi (musyawarah), al'ab an-nahwi (active learning nahwu), sorogan, ditambah pembelajaran sharaf dalam bentuk teori dan praktik tashrifan.
"Saya senang sekali bisa ikut program an-nahwu al-wadi, pembelajarannya dibuat menyenangkan, ada permainannya, ada nyanyi-nyanyinya juga. Yang paling penting, di sini kita belajar nahwu lebih banyak praktik daripada teori karena kita yang dituntut lebih aktif," ucap Mundzir salah satu peserta.
Di akhir program diadakan evaluasi lisan dan tulisan untuk mengukur kemampuan peserta sebelum mengikuti program an-nahwu al-wadi dan setelahnya serta pemberian sertifikat. Evaluasi lisan yaitu peserta membaca kitab depan penguji dan menjawab beberapa pertanyaan tentang tarkib, makna, isytiqaq dan lain-lain. Sedangkan tes tahriri dalam bentuk menjawab pertanyaan pada google form.
Terpopuler
1
Meninggalkan yang Tak Bermanfaat
2
Proyek Klinik NU Jatinegara Tegal Hampir Rampung, Fasilitas Penunjang Siap Dipasang
3
Kafilah FASI Kabupaten Tegal Siap Berlaga di Tingkat Nasional
4
GP Ansor Moga Tingkatkan Pemahaman Hukum Melalui Sosialisasi Interaktif
5
Mengenang 40 Hari wafatnya KH Abdul Bashir Hamzah dengan Peluncuran dan Bedah Buku
6
Semarakkan Hari Santri 2024, MWCNU Suradadi Tegal Agendakan Berbagai Kegiatan Keagamaan dan Kebudayaan
Terkini
Lihat Semua