Nahdliyin Jangan Hanya Jadi Obyek Pemberitaan dan Konsumen Berita
Grobogan, NU Online Jateng
Warga Nahdlatul Ulama (NU) jangan hanya menjadi obyek pemberitaan dan sekadar konsumen konten pemberitaan yang diproduksi pihak lain, tetapi harus sebaliknya menjadi subyek (pembuat berita).
Trainer Pendidikan dan Pelatihan (Diikat) Dai Lembaga Dakwah NU Jawa Tengah KH Saiful Ammar mengatakan, dai Aswaja an-Nahdliyah harus jadi pengendali disrupsi bukan korban disrupsi di tengah-tengah berlangsungnya berbagai perubahan yang berbasis teknologi informasi dan digitalisasi.
"Jadi Nahdliyin jangan hanya menjadi obyek (pembaca) berita, namun harus jadi subyek (pembuat) berita," kata Kiai Saiful dalam siaran pers PW LDNU Jateng yang diterima NU Online Jateng, Selasa (14/6).
Dirinya selalu menyelipkan pesan dan harapan itu ketika sebagai pemateri yang menjiwai pokok-pokok materi diklat dai atau yang sejenisnya yang diselenggarakan LDNU, termasuk Diklat Kader Dai Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan LDNU Grobogan pada Ahad (29/6) lalu di Gedung PCNU Grobogan.
"Terkait dengan dunia medsos, sudah sejak lama medsos dijadikan panggung dakwah oleh berbagai pihak pegiat dakwah karena dirasa lebih efektif dan efisien," terangnya.
Dia menambahkan, para da'i NU hingga kini masih banyak yang belum memanfaatkan medsos secara maksimal, sementara pihak lain yang tergolong sebagai pendatang baru dalam panggung dakwah terlihat lebih massif dan agresif.
"Karena itu dai-dai NU harus mengejar ketertinggalan ini, kalau tidak ingin NU di masa depan akan mewujud menjadi sebuah fosil sejarah maka mau tidak mau harus mampu memanfaatkan medsos sebagai media dakwah," tegasnya.
Ketua PW LDNU Jateng KH Aji Nugroho mengatakan, seiring dengan berjalannya waktu sejatinya kini medsos bukan sesuatu yang asing bagi para da'i NU terutama yang masih berusia muda.
"Selain itu, dalam berbagai agenda diklat kader dakwah medsos menjadi materi utama yang harus didalami oleh para kadet dai NU," pungkasnya.
