• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Regional

Madu Sorban Produk Unggulan Ansor Banyumas  

Madu Sorban Produk Unggulan Ansor Banyumas  
Madu Sorban produksi Ansor Banyumas (Foto: NU Online Jateng/Suwitno)
Madu Sorban produksi Ansor Banyumas (Foto: NU Online Jateng/Suwitno)

Banyumas, NU Online Jateng
Menjadi anggota dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor merupakan suatu kebanggaan bagi pemuda Nahdlatul Ulama (NU). Menjadi Ansor tidak hanya berkhidmah kepada para ulama, bangsa, dan negara, tetapi juga menjadi tempat mengembangkan kapasitas kewirausahaan.
 

Demikian pula dengan Pemuda Ansor Kabupaten Banyumas yang sedang menjalankan usaha budidaya madu yang dimulai sejak satu tahun lalu tepatnya berdiri pada tanggal 14 Februari 2020. 

 

Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Banyumas Andry Widyanto menceritakan awal mula memulai usaha tersebut. Yaitu ketika ada kegiatan Kemah Bakti yang diadakan oleh Pimpinan Wilayah (PW) Ansor Jawa Tengah yang diadakan di Jepara. Dalam kesempatan itu ia  membawa  dan menjual beberapa botol madu murni namun  belum memakai merk.

 

“Kita menamai produknya dengan Sorban, setau kita kan yang digunakan oleh Kiai, namun Sorban ini adalah singkatan dari Ansor Banser (Sorban). Walapun masyarakat umum mendengarnya terkesan aneh namanya juga panjang yaitu 'Rumah Madu Murni Sorban', namun ini menjadi strategi marketing bagi kami,” kata Andry kepada NU Online Jateng, Kamis (25/2).

 

Andry mengatakan bahwa yang membedakan madu sorban dengan madu yang lain ini adalah tingkat kemurniannya, artinya tidak ada campuran zat-zat lain seperti sakarin (zat gula buatan) dan bakteri siklomat. Hal ini dikarenakan sudah melalui uji klinis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.

 

Ia menjelaskan model produksi madu yaitu dengan cara mencari di hutan namun yang banyak sekarang adalah dibudidayakan. Karena kalau hanya mengandalkan mencari madu di hutan maka akan cepat kehabisan stok.

 

“Dari awal kita menaruh kotak-kotak rumah lebah itu, setelah tiga bulan baru terisi. Kita mempunyai strategi bahwa bertahap dalam menaruh rumah lebah itu, ada yang baru pasang, ada yang sudah terisi, dan ada yang mau dipanen. Sehingga panen bisa dua sampai tiga bulan sekali,” katanya.  

 

“Alhamdulillah kita sudah punya stok sebanyak 35 drum penampungan, sudah siap sampai tahun 2021, untuk memenuhi kebutuhan madu di Jawa,” tambahnya.

 

Lebih lanjut terkait distribusi Andry menjelaskan, untuk awal masih dalam lingkup Kabupaten Banyumas saja. Namun di bulan berikutnya dapat distribusikan ke kabupaten tetangga seperti Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Cilacap, dan Kabupaten Brebes. Bahkan beberapa bulan terakhir distribusi sampai Jakarta dan Kalimantan.

 

Namun ia mengalami beberapa kendala dalam menjalankan usaha ini. Selain adanya pandemi seperti sekarang ini, penguasaan anggotanya dalam hal marketing juga perlu ditingkatkan. Hal ini yang menjadikan ia berifkir untuk menghadapi tantangan tersebut dengan melakukan pelatihan marketing dan mengutamakan penjualan online.

 

“Kita sedang berupaya meningkatkan Sumber Daya Manusia bagi anggotanya, dengan melakukan pelatihan marketing dan membuat akun medsos dan website,” terangnya.

 

Menurut pria yang disapa Ndan Andry ini, omset yang didapat dari penjualan madu dalam satu bulan bisa mencapai 200 juta, namun masih dalam hitungan kotor. Dari omset tersebut selain untuk honor anggota dan keperluan organisasi, sebagian uangnya  diberikan kepada yang lebih membutuhkan, seperti yatim piatu dan bakti sosial.

 

“Setiap hari Jumat setiap agen memasukan sebagian hasil penjualanya yang sudah laku ke dalam kotak amal, sehingga dalam satu bulan kita bisa memberikanya ke yayasan yatim piatu atau pesantren,” katanya.

 

Kontributor: Suwitno
Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru