Saptawikrama, Warisan Kiai Agus Sunyoto yang Jadi Ruh Gerakan Lesbumi
Semarang, NU Online Jateng
Wafatnya Ketua Pengurus Besar (PB) Lembaga Seni
Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) KH Agus Sunyoto, menjadi
sebuah duka mendalam bagi kalangan nahdliyin, khususnya bagi para aktivis Lesbumi, sebab semasa
hidupnya Kiai Agus dikenal sebagai seorang yang sangat mumpuni dalam keilmuan,
pandangan, dan pandangan.
“Kita semua berduka. Kita semua kehilangan sosok
yang bukan hanya menjadi Ketua Lesbumi yang sangat mumpuni dalam keilmuan,
pandangan, dan pengalaman. Kita semua juga kehilangan orangtua. Kehilangan
pembimbing dan uswah yang selama ini meneladankan laku sederhana tapi
penuh sikap keberanian dan ketegasan,” ungkap Sekretaris PB Lesbumi NU, Kiai
Abdullah Wong, dalam acara tahlil dan doa bersama untuk Kiai Agus Sunyoto yang
digelar pegiat Lesbumi dari berbagai daerah, Ahad (2/5) malam.
Sepeninggal Kiai Agus Sunyoto, lanjut Abdullah Wong, penting untuk terus menggali dan mengembangkan warisan yang ditinggalkan Kiai Agus, salah satunya yakni Saptawikrama, yang menjadi ruh gerak Lesbumi.
“Saptawikrama adalah salah satu warisan beliau yang
harus diteruskan dengan jalan menerjemahkan dalam berbagai langkah dan
kebijakan. Mari kita kawal Saptawikrama yang bukan hanya menjadi ruh gerakan
Lesbumi, tapi bahkan menjadi karakter NU,” tegasnya.
Kegiatan pembacaan doa untuk KH Agus Sunyoto ini
dilangsungkan sejak wafatnya Kiai Agus, pada Selasa (27/4) lalu, hingga
peringatan 7 hari wafatnya. Dalam acara tersebut berisi doa bersama, pembacaan
tahlil, dan testimony dari para sahabat serta tokoh atas jasa perjuangan
dan laku lampah Kiai Agus Sunyoto. Kegiatan ini diselenggarakan PB Lesbumi NU
melalui Zoom Meeting yang diikuti
oleh para aktivis Lesbumi NU dari berbagai daerah.
KH Agus Sunyoto mengemban amanat sebagai ketua
Lesbumi PBNU pada periode kedua kepemimpinan KH
Said Aqil Siroj hasil Muktamar Ke-33 NU di Jombang pada tahun 2015.
Lesbumi sendiri merupakan salah satu lembaga di dalam Nahdlatul Ulama
yang bertugas melaksanakan kebijakan di bidang pengembangan seni dan
kebudayaan.
Kontributor: Imam Hamidi Antassalam
Editor: Ajie Najmuddin