Kiai Paox Iben Mudhaffar Isi Ngaji Budaya dalam Pengukuhan Lakpesdam dan Lesbumi MWCNU Weleri Kendal
Sabtu, 31 Mei 2025 | 18:30 WIB
Kendal, NU Online Jateng
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Weleri resmi mengukuhkan dua lembaga sekaligus, yakni Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) dan Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi), pada Jumat malam (30/5/2025). Prosesi pengukuhan dilangsungkan di Gedung MWCNU Weleri dan dilanjutkan dengan kegiatan Ngaji Budaya yang menghadirkan dua narasumber utama.
Dalam Ngaji Budaya tersebut, hadir pengasuh Pesantren Dar Al Mudhaffar Brangsong Kiai Paox Iben Mudhaffar, serta pengasuh Pesantren Az-Zahro 2 Pamriyan Gemuh Gus Ulul Albab. Keduanya menyampaikan pentingnya peran pemuda dan relasi antara agama dan budaya dalam kehidupan masyarakat.
Kiai Paox Iben dalam pemaparannya menekankan bahwa pemuda kerap menjadi sasaran stereotipe negatif seperti dianggap ceroboh, nekat, atau berpikiran pendek. Namun ia mengingatkan bahwa justru semangat nekat pemuda lah yang menjadi pendorong lahirnya perubahan besar dalam sejarah Indonesia.
“Indonesia bisa memproklamasikan kemerdekaan karena keberanian empat pemuda yang menculik Soekarno untuk mendesak beliau segera memproklamasikan kemerdekaan,” ungkap Kurator Pameran asal Brangsong ini.
Ia juga mencontohkan sosok KH Wahab Hasbullah, tokoh muda yang berani menginisiasi berdirinya Nahdlatul Ulama.
“Jadi, jangan takut salah. Pemuda harus berani, kadang sembrono, tapi tetap sembadha. Kalau tidak ada Kiai Wahab yang nekat, mungkin tidak ada Jam’iyyah Nahdlatul Ulama,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kiai Paox juga menyoroti tantangan strategis bagi pemuda Weleri di masa mendatang. Ia menyebut bahwa Weleri berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi karena posisinya yang strategis—diapit dua kawasan industri besar (Kendal dan Batang), serta adanya exit tol yang memudahkan akses masuk investor.
“Dalam lima tahun ke depan, bisa jadi Weleri dipenuhi apartemen dan rusunawa untuk pekerja, termasuk tenaga kerja asing yang membawa budaya berbeda. Ini bisa menjadi tantangan besar bagi keberlangsungan budaya dan tradisi masyarakat. Pemuda NU harus bersiap menjaga jati dirinya,” tegasnya.
Sementara itu, Gus Ulul Albab mengupas pentingnya memahami relasi antara agama dan budaya secara kontekstual. Ia menyayangkan adanya upaya pemisahan keduanya yang dahulu dilakukan oleh kolonial.
“Agama dan budaya itu ibarat dua sisi dari mata uang, tidak bisa dipisahkan. Agama membutuhkan rasa agar tidak melahirkan sikap merendahkan sesama, sementara budaya juga memerlukan rasa agar tidak menjadi kering dan kehilangan makna,” terangnya.
Acara ini turut dihadiri Ketua Tanfidziyah MWCNU Weleri H Muhammad Taubat beserta jajaran, para ketua badan otonom dan lembaga NU di bawah naungan MWCNU Weleri, serta anggota DPRD Kabupaten Kendal dari Komisi D, Rizky Aritonang yang membidangi pemuda, olahraga, pariwisata, dan seni budaya.
Kontributor: Nazila Ali
Terpopuler
1
Niat Berkurban, Apakah Boleh Memotong Kuku dan Rambut?
2
Sosok Mbah Ijo, Jimat Kesetiaan NU Wonosobo
3
Rais Tanfidziyah PCINU Yaman Asal Batang Tamatkan Studi, Siap Mengabdi untuk Kampung Halaman
4
PC IPNU-IPPNU Kendal Gelar Latihan Kader Utama, Upaya Cetak Kader Tangguh dan Berideologi Aswaja
5
Dari Zakat Jadi Ternak Produktif, LAZISNU Pati Pantau Perkembangan Anakan Kambing
6
IAIN Kudus Resmi Bertransformasi Menjadi UIN Sunan Kudus, Ini Harapan Menag hingga Mahasiswa
Terkini
Lihat Semua