Demak, NU Online Jateng
Jamiyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyah (Jatman) Idarah Wustha Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar manaqib kubra di Pesantren Asy-Syarifah 2 Brumbung Mranggen, Kabupaten Demak pada Sabtu (4/3/2023).
Sekretaris Jenderal Idarah Aliyah Jatman KH Mashudi mengaku gembira bisa menghadiri acara rutin 6 bulanan Jatman Jateng berupa manaqib kubra. Mewakili Jatman pusat dirinya menyampaikan apresiasi kegiatan yang berlangsung di Mranggen, Demak.
“Sejak pagi hingga siang pengajian akbar dan tadi kita mengikuti bersama-sama maulidurrasul. Kami yakin bahwa ini adalah arena untuk menjadikan majelis ini majelis yang mubarak. Sepulang dari mejelis ini semuanya diberkahi oleh Allah subhanahu wa taala,” katanya.
Disampaikan, manaqib kubra, istighotsah, temu mursyid, dan pengajian akbar murupakan kegiatan rutin keliling 6 bulan sekali di 41 Syu’biyah (cabang, red) yang ada di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Majelis seperti inilah yang dikemas dan dikawal oleh Jatman menjadi salah satu 'ngerem' datangnya kiamat.
“Tidak akan terjadi kiamat selagi masih ada orang yang wirid dzikir Allah, Allah, Allah. Itulah garapan dari Jatman, mengistiqamahkan wirid. Jadi, barangsiapa yang diberikan kekuatan berdzikir maka yang bersangkutan akan diberi tanda-tanda kewalian,” jelasnya.
Jadi lanjutnya, Jatman itu bukan hanya diikuti oleh bapak-bapaknya saja tapi ibu-ibunya juga berthariqah. Polisi berthariqah, tentara berthariqah. Mari kita doakan, dengan didampingi TNI-Polri Jatman semakin besar," ucapnya.
"Mudah-mudahan majelis ini menjadikan kita semakin cinta kepada Rasululah. Ketika kita berkhidmah kepada Allah maka segala sesuatu akan tunduk kepada kita. “Itulah sebabnya Jatman sedang mengembangkan salah satu lajnah, yaitu lajnah Wanita Thariqah an-Nahdliyah (Wathanah). Kemudian lajnah Mahasiswa Ahlith Thariqah al-Mu’tabah an-Nahdliyah (Matan),” pungkasnya.
Manaqib kubra ini turut dihadiri oleh perwakilan pengurus Idarah Aliyah, Idarah Wustha Jateng dan DIY, Pengurus Syu’biyah, para masyaikh dan habaib, serta TNI – Porli setempat.
Penulis: Samsul Huda
