• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 30 April 2024

Regional

Gus Nabil: Jelang Pemilu, Semua Orang Wajib Cegah Kemungkaran

Gus Nabil: Jelang Pemilu, Semua Orang Wajib Cegah Kemungkaran
Nabil Harun (tengah) (Foto: NU Online Jateng/Eko)
Nabil Harun (tengah) (Foto: NU Online Jateng/Eko)

Klaten, NU Online Jateng

Dengan mengutip salah satu hadits pada kitab Arbain Nawawi, Muchamad Nabil Haroen atau yang akrab dikenal Gus Nabil menyampaikan bahwa setiap orang wajib untuk berusaha mengubah hal yang mungkar.

 

“Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya), jika ia  tidak mampu maka dengan lidahnya (menasihatinya), dan jika ia tidak mampu juga maka dengan hatinya (merasa tidak senang dan tidak setuju), demikian itu adalah selemah-lemah iman.

 

”Hadits tersebut disampaikan oleh Gus Nabil dalam kesempatan menyampaikan materi di acara Talkshow dan Obrolan Terbuka tentang Pilkada Tanpa Politik Uang yang mengangkat tema 'Membaca Akar Dampak Sistemik Money Politik terhadap Kualitas Demokrasi'. 

 

Sebagai seorang Politisi Muda NU dan Ketua Umum Pagar Nusa, Gus Nabil menyampaikan bahwa persepsi mengubah kemungkaran dengan tangannya (kekuasaan) terhadap Revitalisasi Demokrasi dengan regulasi adalah Legislator/DPR dan Penyelenggara Pemilu (Bawaslu/KPU). 

 

Disampaikan pula bahwa kegiatan yang diselenggarakan oleh Lakpesdam di RM Banyu Urip pada Sabtu (14/11) ini merupakan bentuk sikap 'Menasehati dan Berdoa' untuk menghadapi kemungkaran berbentuk money politik yang berdampak pada kualitas demokarasi.

 

Ketua Lakpesdam NU Klaten, M Nuryadin Edi Purnomo menyampaikan bahwa adanya acara ini merupakan bentuk ikhtiar supaya masyarakat bisa menyepakati bahwa money politik merupakan musuh utama demokrasi dan supaya tokoh agama dan tokoh masyarakat bisa menjadi garda terdepan dalam mengedukasi masyarakat tentang membangun pesan damai di masing-masing jamaah atau kelompoknya.

 

“Ini merupakan ikhtiar kita untuk meciptakan marwah demokrasi ideal dan Pemilu yang berkeadilan. Selain itu dalam menghadapi hoaks berisi provokasi dan ujaran kebencian bernuansa SARA yang sering ditebar menjelang Pemilu, maka kita berupaya menghadirkan literasi damai dan menyejukkan melalui tokoh agama, tokoh masyarakat, dan media sosial,” paparnya.

 

Dalam praktek upaya merubah kemungkaran yang pada acara ini dimaksudkan pada praktek money politik menjelang Pemilu, Ketua Ombusen Jawa Tengah, Siti Faradila menyampaikan bahwa revitalisasi demokrasi terhadap money politik merupakan 'Kejahatan Yang Luar Biasa' namun cara memeranginya biasa–biasa saja dengan akhir yang akan memberikan dampak luar biasa terhadap arus lokal, nasional, atau pun Internasional.

 

“Fenomena money politik ini diibaratkan seperti watak lele yang artinya semakin banyak semakin senang untuk berlomba, seperti watak ilalang yang artinya akan mengikuti arah khalayak ramai, dan seperti sapu lidi yang dalam menghadapinya harus dengan bersama–sama berkomitmen menyudahi paradigma money politik yang telah membudaya,” tutur Siti.

 

Pada kegiatan yang di hadiri 50 peserta dari berbagai kalangan mulai dari tokoh agama, DPR hingga penyelenggara, serta calon peserta Pilkada ini diharapkan mampu memberikan edukasi politik yang sehat bagi masyarakat Klaten.

 

Dengan memilih pemimpin yang memiliki karakter kebangsaan, mampu membangun sinergi lintas stakeholder untuk menciptakan pesta demokrasi yang bermartabat, dan berkualitas dengan senantiasa menjaga perbedaaan serta menolak riswah dalam pilkada serta mampu mengkampanyekan pilkada cerdas tanpa money politik dan anarkis.

 

Kontribtor: Eko, Arindya
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Regional Terbaru