• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 10 Mei 2024

Regional

Gelar Turba, NU Kota Semarang Sebut Masjid Benteng Pertahanan NKRI

Gelar Turba, NU Kota Semarang Sebut Masjid Benteng Pertahanan NKRI
Bentengi masjid dari kelompok anti NU, PCNU KOta Semarang gelar Turba ke MWCNU di 16 kecamatan (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)
Bentengi masjid dari kelompok anti NU, PCNU KOta Semarang gelar Turba ke MWCNU di 16 kecamatan (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online Jateng

Gejolak semangat beragama masyarakat Indonesia dewasa ini semakin meningkat. Mengiringi ghirah tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang giat melakukan turun ke bawah (Turba) untuk menyerap berbagai informasi kegiatan pembinaan masjid yang dilakukan 16 (enam belas) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU). 

 

"Kami mengajak Lembaga Takmir Masjid NU (LTMNU), Lembaga Dakwah NU (LDNU), dan Lembaga Wakaf dan Pertanahan NU (LWPNU) Kota Semarang dalam kegiatan Turba," kata Wakil Ketua PCNU Kota Semarang, KH Ali Mas'adi kepada NU Online Jateng, Sabtu (7/11).

 

Menurutnya, semangat masyarakat dalam belajar agama harus diimbangi dengan distribusi pendakwah yang mumpuni dalam ilmu agama. Sebab, masjid yang dikelola oleh paham yang berseberangan dengan NU dapat membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

 

"Umat bisa bersatu dalam masjid, kalau masjid-masjid diisi oleh ustadz yang berpaham radikal bisa berbahaya. Jadi, bisa dikatakan masjid adalah benteng NKRI," ujarnya.

 

Diungkapkan, dalam turba yang digelar di MWCNU Genuk, setiap MWCNU menyampaikan keresahan yang sama. Di antaranya mengenai sertifikat tanah wakaf dan berpindah tangannya mushalla atau masjid ke pihak yang berpaham anti NU dan anti NKRI. 

 

"Sementara ini baru kita dorong MWCNU dan Ranting NU yang ada di Kota Semarang untuk terus bergerak menjaga masjid dan mushalla dari serangan paham non NU," jelasnya.

 

PCNU lanjutnya, masih terus melakukan koordinasi dengan LDNU untuk mendata kiai yang memiliki kelonggaran waktu untuk memberikan kajian rutin. "Sulitnya mencari kiai NU yang mau ngaji di masjid dan mushalla, sebab rata-rata sudah mangku masjid di wilayahnya masing-masing," ucapnya.

 

demikian, saat ini PCNU Kota Semarang telah mempersiapkan kader penggerak NU berbasis pesantren yang masih belum memiliki keterikatan tanggung jawab membina jamaah masjid. "Kita sudah siapkan kiai yang bisa baca kitab kuning untuk terjun langsung. Kita tidak ingin ilmu yang disampaikan tanpa sanad jelas," tegasnya.

 

Pendataan yang dilakukan oleh MWCNU sambungnya, akan langsung ditindaklanjuti setelah selesainya rangkaian turba. "Kita masih menunggu laporan-laporan dari MWCNU yang ada. Selanjutnya kita akan kumpulkan masing-masing lembaga setelah rangkaian selesai. Jadi pendistribusian kader dai LDNU bisa segera dijadwalkan," ulasnya.

 

Wakil Ketua LTMNU Kota Semarang H Jagarin Pane menambahkan, kegiatan silaturahim ke 16 (enam belas) MWCNU tengah dikebut untuk menjaga ketentraman masyarakat dalam beribadah. 

 

Agendanya setiap Rabu malam turun ke MWCNU. Sampai saat ini sudah ada 9 (sembilan) MWCNU yang dikunjungi. Berbagai masukan terkait dengan ketakmiran, dakwah aswaja an-nahdliyah dan wakaf kepemilikan masjid yang dikelola warga NU yang harus terus dikawal. Jangan sampai kecolongan, masjid diambil alih yang anti NU. Maulid, manaqib, tahlil dan berbagai macam dakwah model NU diributkan dan dikafirkan. Ini bisa mengganggu ketentraman dan kegiatan peribadatan masyarakat," tutupnya. 

 

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: M Ngisom Al-Barony
 


Regional Terbaru