Gelar Doktor Kehormatan untuk Habib Luthfi Pertegas Amalan Thariqah Dibutuhkan Masyarakat
Jumat, 6 November 2020 | 20:00 WIB
Samsul Huda
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Penganugerahan gelar doktor kehormatan kepada Habib Luthfi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) semakin mempertegas bahwa amalan-amalan thariqah yang diajarkan para mursyid sangat dibutuhkan manusia dalam upaya menjaga keseimbangan hidup.
Sekretaris Idarah Wustha Jamiyah Ahlit Thariqah Al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (Jatman) Jawa Tengah Prof Mahmutarom mengatakan, inisiatif para akademisi Unnes menganugerahi gelar Doktor Honoris Causa kepada Rais Aam Idarah Aliyah Jatman, Habib Lutfi merupakan keputusan yang tepat.
"Bangsa Indonesia membutuhkan keteladanan akhlak dalam hidup berbangsa dan bernegara. Habib Luthfi sebagai mursyid akbar thariqah dunia bersama jamaah yang dipimpinnya selama ini telah menunjukkan keteladannnya di tengah-tengah masyarakat, tidak hanya di level nasional tapi juga dunia," kata Prof Mahmutarom kepada NU Online Jateng di Semarang, Jumat (6/11).
Prof Mahmutarom yang juga Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang mengatakan hal itu sehubungan akan dianugerahkannya gelar DR HC pada Program Studi Ilmu Pendidikan Bahasa Pascasarjana Unnes Bidang Komunikasi Dakwah dan Sejarah Kebangsaan kepada Habib Luthfi Senin (9/11) mendatang.
Menurutnya, Jatman di bawah kepemimpinan Habib Lutfi dalam dua dasa warsa terakhir bergerak massif mengenalkan amalan-amalan thariqah lintas komunitas dan berhasil memotivasi masyarakat untuk mengalamalkan ajaran thariqah secara benar di bawah bimbingan para mursyid yang sanadnya jelas.
"Beragamnya aliran thariqah tidak menjadikan para pengamal ajaran thariqah terbelah. Bahkan adanya perbedaan guru atau mursyid juga tidak memunculkan pertentangan, tetapi justru sebaliknya jamaah thariqah semakin guyup dan kokoh dalam satu ikatan kebersamaan di tengah berbagai perbedaan," tegasnya.
Dikatakan, hal ini merupakan modal besar untuk memperkokoh persatuan bangsa seiring dengan kian massifnya masyarakat dalam mengamalkan thariqah. Thariqah yang selama ini terkesan hanya menjadi amalan kalangan komunitas terbatas, orang tua, dan pedesaan, kini mulai merambah kalangan muda dan menembus masyarakat perkotaan.
"Bahkan amalan thariqah kini telah menembus dinding-dinding kampus non keagamaan dan relung hati para akademisi, sehingga diharapkan suasana agamis tercipta di lingkungan masyarakat ilmiah," jelasnya.
"Akademisi yang mengamalkan ajaran thariqah diharapkan dalam menentukan berbagai kebijakan tidak lagi hanya mengandalkan kekutaan akal saja, tetapi juga diimbangi dengan suara hati yang disinari nur Ilahi," sambungnya.
Pengurus Mahasiswa Thariqah Al-Mu'tabarah An-Nahdliyah (Matan) Kabupaten Demak Ali Maskun mengatakan, dengan penganugerhan gelar doktor kehormatan ini duharapkan akan semakin meningkatkan semangat para aktivis Matan dalam mensosialisasikan amalan thariqah di lingkungan kampus di mana ia menjalani kuliah.
"Ini momentum yang tepat untuk lebih mengenalkan amalan-amalan thariqah di kampus-kampus non keagamaan," pungkasnya.
Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony
Terpopuler
1
Ahad Kliwonan dan Pelantikan Pengurus NU Se-Tawangsari Digelar di Panggung Alam Taruwongso
2
Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
3
Abu Sampah Disulap Jadi Paving, Inovasi Hijau LPBI NU dan Banser Trangkil
4
Dosen IAI An-Nawawi Purworejo Tawarkan Konsep At-Takāmul At-Takayyufi dalam Pendidikan Moderasi Beragama
5
Gerakan Pemuda Ansor: Pilar Pembangunan dan Pemersatu Dinamika Desa
6
MA Nurul Qur’an Simo Gelar PETANU: Santri Harus Berani Mengaku NU
Terkini
Lihat Semua