• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Regional

Dosen STAINU Temanggung Juara Lomba Esai Tingkat Nasional

Dosen STAINU Temanggung Juara Lomba Esai Tingkat Nasional
Kampus STAINU Temanggung (foto: istimewa)
Kampus STAINU Temanggung (foto: istimewa)

Temanggung, NU Online Jateng

Melalui esai bertajuk 'Memutus Mata Rantai Stres Akademik', dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Ssekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Temanggung Hamidulloh Ibda dinobatkan sebagai penenang juara 2 dalam Lomba Esai Populer tingkat Nasional tahun 2021. 


Kegiatan ini digelar oleh Prodi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) dengan Prodi Tadris IPA Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau yang diumumkan via Zoom Meeting dan Youtube pada Kamis (6/5).


Dalam esainya, Hamidulloh Ibda yang juga Wakil Ketua I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan STAINU Temanggung memotret fenomena stres akademik akibat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang berkepanjangan selama masa pandemik Covid-19. Pihaknya menegaskan, tidak hanya diri sendiri namun ia yakin hampir semua pendidik mengalami stres akademik berkepanjangan.


"Di dalam esai sudah saya tulis. Saya kira tidak hanya saya yang mengalami stres akademik. Akan tetapi para dosen di perguruan tinggi lain juga demikian. Kita bisa membayangkan, mahasiswa dalam satu semester mengambil 22-24 SKS mata kuliah," ujarnya.


"Jika 1 SKS atau 1 jam KBM dilakukan secara daring selama 50 menit, maka 1 minggu mahasiswa melakukan PJJ selama 18-20 jam. Apalagi ini sudah berjalan 1 tahun lebih. Mereka belajar dengan moda PTM saja tidak semuanya paham materi perkuliahan dan masih ada fenomena stres akademik. Lalu, bagaimana jika PJJ seratus persen dalam waktu 18-20 jam tersebut,” sambung penulis buku Dosen Penggerak Literasi tersebut.


Ibda dalam tulisan itu memberikan solusi atas fenomena stres akademik. Merujuk pada Caesaria, dirinya menemukan data sejak awal pandemi Covid-19, 87,7 persen mahasiswa di Bangladesh mengalami kecemasan ringan sampai berat. 


Di Prancis terdapat 60,2 persen mahasiswa mendera kecemasan tinggi, 88 persen mahasiswa Fakultas Kedokteran UPN Veteran mendera kecemasan berat dan kecemasan sedang sebanyak 12 persen. "Akibat PJJ, 250 dari 262 mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih dari 12 kali mengalami tingkat stres tinggi.


 Mahasiswa di kampus saya pun sama. Dampak stres ringan dan berat terjadi pada mahasiswa di delapan kelas yang saya ampu. Analisis saya, dampak itu terjadi pada stres ringan sampai stres berat," tegasnya. 


Menurutnya, hal itu dibuktikan mereka abai pada tugas perkuliahan, sering pusing, kehilangan arah, tidak aktif bahkan absen ketika PJJ, dan hanya 65 persen ketika saya menerapkan platform Zoom Meeting. Mereka juga ditemukan banyak yang terkendala membayar SPP, ternyata bukan karena tidak punya dana, setelah dilakukan home visit kok ternyata mereka sudah diberi uang oleh orang tua, namun memang tidak dibayarkan. 


"Rata-rata demikian yang ditemukan tim home visit kemarin,” beber Ibda.


Selain Hamidulloh Ibda yang dinobatkan sebagai Juara 2, untuk kategori pendidik yang mendapatkan juara yaitu Afdhal Kusumanegara dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau sebagai Juara 1 dan Sumarni guru SMPN 45 Pekanbaru sebagai Juara 3. Selain mendapatkan piala, peserta mendapatkan sertifikat dan uang tunai.


Kegiatan perlombaan bertajuk 'Pengalaman Belajar-Mengajar Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid 19' ini diikuti ratusan peserta dari seluruh Indonesia.  


Editor: M Ngisom Al-Barony


Regional Terbaru