Opini

Guru itu Sakti

Sabtu, 29 Januari 2022 | 11:00 WIB

Guru itu Sakti

Foto: Ilustrasi (nu online)

Alhamdulillah pandemi kian mereda, di berbagai daerah kini memasuki level 1. Melihat kondisi tersebut pembelajaran pun kini memasuki tahap yang ketiga yakni pembelajaran terbatas. Pembelajaran terbatas berdasarkan regulasi yang ditetapkan yakni maksimal 6 jam tatap muka atau terbatas dalam pengertian jumlah siswa yang dibatasi dalam setiap kelasnya yakni lima puluh persen dari ketentuan rombongan belajar. 


PTM terbatas ini juga mengisyaratkan protokol kesehatan setiap harinya. Jarak antarbangku juga harus diperhatikan. Selain itu, sekolah tidak memberi waktu jam istirahat dalam satu harinya. Kegiatan jamaah di sekolah pun tidak dijadwalkan  setiap harinya. Hal tersebut dilakukan guna mengurangi massa berkerumun pada satu waktu. 


Dengan digulirkannya PTM terbatas, jam pembelajaran pun mengalami penyesuaian dari yang empat jam perminggu jadi dua jam, sedangkan yang dua jam perminggu jadi satu jam. Pemotongan jam pembelajaran juga diikuti dengan penyesuaian kurikulum oleh sekolah. Guru selaku pelaksana turut menyesuaikan namun demikian untuk penguatan karakter dan kedisiplinan tetap harus dikedepankan guna menjaga makna pendidikan itu sendiri.  


Para orang tua juga dimohon partisipasinya yakni dengan mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh dinas, salah satunya dengan membekali handsanitazer dan masker pada putra putrinya. Selain itu, bukti keikutsertaaan putra putrinya vaksin juga harus disertakan sebagai dukumen pendukung keterlaksanaan PTM terbatas ini. Dalam PTM terbatas ini, para guru juga harus divaksin.  Guru  yang akan masuk atau  meninggalkan kelas diharuskan cuci tangan terlebih dahulu. Bila sang guru sedikit kurang sehat tidak diijinkan masuk kelas. Hal ini sebagai antisipasi hal – hal yang tidak diinginkan. 


Meskipun PTM masih terbatas peran guru di dalam kelas tetap penting. Terutama bagi siswa yang terkendala memahami pelajaran. Mengingat kemampuan siswa dalam satu kelas tidak  merata. Ketidakmerataan inilah yang menuntut guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran di tengah keterbatas jam tatap muka. Guru bagi anak didiknya merupakan sumber inspirasi dan motivasi belajar. Segala informasi pada waktu pembelajaran dari guru direkam dan dijadikan referensi dalam melakukan aktivitas sosialnya. Bahkan banyak pula ucapan guru dijadikan pelecut  oleh anak didiknya manakala dirinya mengalami degradasi belajar. 


Melihat fakta tersebut bahwa kehadiran guru dalam belajar sangat penting bahkan tidak dapat tergantikan oleh teknologi secanggih apapun. Guru benar-benar sosok sakti dihadapan anak didiknya. Maka tidaklah mengherankan walau kesejahteraan kurang maksimal, jarak tempuh yang jauh guru tetap semangat hadir dalam kelas.  Itulah guru yang bekerja dengan hati. Yang  mengabdikan dirinya secara totalitas demi  mencerdaskan anak bangsa.


Guru itu Sakti 


Indikator guru yang mengajar dengan hati yakni SAKTI (Sabar, Amanah, Kreatif, Tangguh dan Inovatif).


Sabar


Sabar merupakan fondasi yang harus dimiliki guru.  Kesabaran seorang guru merupakan  gerbang keberhasilan dalam mendidik. Kesabaran seorang guru merupakan wujud dari tanggung jawab sebagai pendidik. Kesabaran seorang guru tidak menyebabkan gampang mengeluh atau menyerah manakala sang guru mendapat cobaan yang sangat luar biasa dari anak didiknya. 


Sudah seharusnya pendidik tidak gampang mengeluh setiap berhadapan dengan anak didiknya yang bermasalah. Sebab sekali mengeluh bisa mengurangi berpikir jernih dalam mencari solusi permasalahan anak didik. Selain itu ketegaran seorang guru dapat menjadi motivasi tersendiri sekaligus teladan bagi anak didiknya. Satu keluhan guru dapat mengurangi keikhlasan dan semangat berkarya para pendidik. 


Yang lebih penting kesabaran seorang guru dalam pembelajaran dapat membuahkan kedekatan emosi antara guru dan anak didiknya. Sehingga ketika anak didiknya mengalami kendala pembelajaran sang guru pun bisa menjadi teliti dan telaten dalam membimbingnya. Seorang guru yang sabar tidak memaksakan anak didiknya untuk mengetahui atau menguasai seluruh mata pelajaran tetapi adanya peningkatan kualitas diri pada anak didiknya itu sudah baik. 


Amanah


Amanah artinya dapat dipercaya. Amanah berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah menurut bahasa (etimologi) ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan atau kejujuran. Amanah seorang guru adalah satu sikap yang bertanggung jawab terhadap pelimpahan wewenang atau tanggung untuk mendidik, membimbing dan menjaga putra putri bapak ibu dari tindakan yang merugikan. 


Amanah seorang guru secara dejure memang dibatasi waktu dan ruang. Tapi secara defacto amanah seorang guru bisa berlangsung sepanjang masa. Karena ada seorang murid yang memposisikan gurunya sebagai orang yang istimewa di hatinya. Sehingga ketika ada permasalahan hidupnya mereka menyempatkan diri untuk datang berkonsultasi atau sekadar curhat. 


Wujud dari pelaksanaan amanah seorang guru salah satunya menasihati atau menegur ketika anak didiknya melakukan pelanggaran sosial atau agama. Menasihati atau menegur terkadang disalahartikan oleh anak didiknya atau bahkan orang tuanya. Tapi karena seorang guru berjiwa sabar, kesalahpahaman memaknai nasihat dan teguran oleh orang tua tidak digubrisnya. Yang terpenting anak didiknya memahami maksud dari nasihat itu. 


Kreatif


Kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang (atau kelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau masalah tertentu yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah dengan cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya (Agus S. Madjadikara, 2005). Jadi guru kreatif adalah guru yang mampu menciptakan sesuatu yang unik dan beda untuk kemajuan diri dan peserta didiknya.


Dari keterangan di atas jelas bahwa guru kreatif sangat diperlukan untuk mengantarkan anak didiknya menjadi pribadi yang lebih baik. Pada kenyataanya  siswa-siswa yang ada di sekolah saat ini sudah mulai jenuh dengan cara mengajar guru yang konvensional. Anak–anak milenial membutuhkan guru yang energik dan kreatif yang mampu membuat suasana kelas lebih menyenangkan dalam proses pembelajaran. Sehingga guru-guru pun dituntut untuk menguasai teknologi dengan baik, seperti penggunaan komputer, laptop, maupun pemanfaatan internet.
 

Adapun guru yang kreatif dengan ciri–ciri :


Mampu menciptakan ide baru, Kreatif identik dengan sebuah penemuan ide baru, jadi guru kreatif adalah guru yang bisa menemukan sebuah ide baru yang bermanfaat. Ide bisa muncul dengan sendirinya atau pun melalui perencanaan. Namun, para guru perlu mengetahui untuk bisa menciptakan ide, para guru harus banyak belajar. Kalau hanya statis yang penting ngajar, maka akan sulit bagi sang guru untuk bisa menciptakan ide-ide segar di depan kelas.


Tampil beda, Guru kreatif akan kelihatan tampil beda, dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Guru kreatif punya ciri khas tersendiri yang menjadi merek dia tatkala berada di depan kelas. Tampil beda seorang kreatif bisa menjadi lahan inspirasi anak didiknya di kemudian hari.  Dengan tampil beda diharapkan dapat mengurangi rasa jenuh anak didiknya dalam belajar. 


Fleksibel, Guru kreatif adalah selalu fleksibel, tidak kaku tapi tetap punya prinsip yang jelas di hadapan anak didiknya.  Guru kreatif memiliki kemampuan memahami para siswanya dengan baik seperti karakternya, gaya belajarnya, serta cara menghadapi anak didik yang satu dengan lainnya.  


Mudah bergaul, Guru kreatif adalah guru yang mudah bergaul dengan anak didiknya. Kondisi ini harus ditunjukkan dengan sikap profesional guru saat berada di kelas dan di luar kelas. Guru tidak boleh terlalu jaga gengsi, karena hal ini akan membuat siswa enggan mendekati. Bersikaplah biasa-biasa saja dan jangan terlalu formal karena hal tersebut bisa membuat anak didiknya menjadi tidak berani bercurah pendapat ketika ada masalah belajar. Sehingga adakalanya guru itu bisa menjadi teman atau sahabat, adakalanya guru sebagai orang tuanya.


Menyenangkan, Siapapun orang pasti suka dengan orang yang menyenangkan, termasuk siswa pasif akan lebih suka dengan guru yang menyenangkan dari pada guru yang menyeramkan. Ciri ini selalu di tunjukkan dengan sikap dan selera humor yang dimiliki oleh seorang guru. Guru kreatif adalah guru yang menyenangkan dan memiliki selera humor yang baik. Biasanya juga mereka menggunakan humornya secara proposi tidak berlebihan dan tidak kurang. Pembelajaran yang terlalu tegang juga tidak akan menyenangkan, tapi terlalu banyak humornya juga tidak akan efektif.


Suka eksperimen, Guru kreatif guru yang suka melakukan eksperimen atau uji coba. Entah itu uji coba metode pembelajaran atau uji coba hal yang lain. Tujuan melakukan eksperimen untuk meningkatkan kemampuannya juga menghindari rasa jenuh dan memberi pengalaman baru bagi anak didiknya. Eksperimen guru kreatif dilakukan secara terprogram dan terstruktur sehingga setiap kali melakukan eksperimen bisa dievaluasi tingkat keberhasilannya. 


Cekatan, Guru kreatif bekerja dengan cekatan di saat menangani berbagai masalah.  Guru kreatif tidak suka menunda-nunda suatu pekerjaan. Setiap masalah yang dihadapi akan diselesaikan secepatnya dengan baik. Guru cekatan biasanya juga ringan tangan dan mudah membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan. 


Tangguh, Salah karakter guru adalah tangguh. Pribadi tangguh membuat seseorang guru tetap gigih mencapai tujuan meski banyak halangan menghadang baik teknis atau non teknis. Ketangguhan seorang guru dapat dipicu dari rasa tanggung jawab yang diembannya. Sehingga banyak guru yang rela berjalan berkilo–kilo meter untuk mengajar di sekolah terpencil. Bahkan menyusuri sungai, naik turun gurung guna mereka guna melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pendidik. Ditambah lagi rendahnya penghargaan yang diterimanya. Ketangguhan seorang guru memang tidak diragukan lagi, meski zaman sudah moderen segala keterbatasan bukan alasan untuk menyerah dalam menggapai tugasnya.  Komplain orang tua yang menjadi dinamika dalam mendidik juga disikapinya dengan perkasa, bertanggung jawab, dan penuh kekeluargaan.  


Inspiratif


Guru merupakan sumber inspiratif bagi anak didiknya. Segala tingkah laku guru merupakan suritauladan. Tidak sedikit perkataan dan perbuatan guru dijadikan referensi oleh anak didiknya. Melihat fakta tersebut banyak guru yang bersifat hati–hati dalam berkata dan bertindak. Sebab satu kesalahan yang dilakukan seorang guru bisa dijadikan ajang pembenaran oleh anak didiknya. 


Guru inspiratif adalah guru yang tidak pernah mati gaya. Guru inpratif selalu mengajarkan ketangguhan terhadap masalah yang dihadapinya. Bagi guru inpiratif masalah adalah satu tantangan tersendiri dalam bekerja. Sehingga guru inpiratif selalu bisa bergerak dalam keterbatasan. Guru inspiratif ketika bekerja tidak menoton dan dia bisa memanfaatkan segala kondisi sebagai media pembelaran. Dia punya seribu langkah dalam membimbing putra putrinya. Wallahu a'lam bis shawab
     

Lek Basyid Tralala, Pengurus Harian MWCNU Kaliwungu Selatan, Kendal dan anggota Pergunu Kabupaten Kendal