• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Obituari

Yogyakarta-Malang, KH Najib Abdul Qodir Khatamkan Al-Qur'an Dua Kali

Yogyakarta-Malang, KH Najib Abdul Qodir Khatamkan Al-Qur'an Dua Kali
KH M Shofi Al Mubarok Baedlowie, KH Abdul Hafidz Abdul Qodir dan KH Najib Abdul Qodir, (foto: doc)
KH M Shofi Al Mubarok Baedlowie, KH Abdul Hafidz Abdul Qodir dan KH Najib Abdul Qodir, (foto: doc)

Yogyakarta, NU Online Jateng

KH R Najib Abdul Qodir dikenal masyarakat sebagai guru al-Qur’an di pesantren yang tergolong sebagai salah satu pesantren induk al-Qur’an di tanah air.

 

Salah seorang alumni Pesantren Krapyak sekitar tahun 2000 yang juga pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Grobogan, KH M Shofi Al Mubarok Baedlowie menceritakan kegigihan dan kecintaan KH Najib terhadap al-Qur’an.

 

Menurut pengamatan Gus Shofi, di mana pun berada, Kiai Najib sering membaca al-Qur’an. Hal ini terbukti misalnya ketika Kiai Najib melakukan perjalanan dari Yogyakarta ke Malang. Selama perjalanan pulang pergi (PP) Yogyakarta-Malang, Kiai Najib mengkhatamkan al-Qur’an sebanyak dua kali.  

 

“Mbah Najib itu mempunyai rutinan mengaji (al-Qur’an) ke Malang setahun sekali. Mulai berangkat dari Yogyakarta sampai Malang itu di dalam mobil, beliau mengaji satu kali khataman. Nanti ketika pulang, juga satu kali khataman. Jadi kalau ke Malang, beliau itu dua kali khataman,” kenang Gus Shofi kepada NU Online Jateng, Senin (4/1).

 

Selain perjalanan dengan berkendara mobil, lanjut Gus Shofi, saat jalan kaki, mulut Kiai Najib juga selalu basah dengan lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an.

 

“Kalau berjalan, mau mengajar ngaji dari ndalem (kediaman) beliau sampai komplek hufadz, lisannya selalu mendaras al-Qur’an tanpa berhenti,” imbuh putra KH A Baedlowie Syamsuri ini.

 

Menurut salah satu teman Kiai Najib, KH Muhammad Munawir Munajat mengisahkan, beliau pernah menyimak bacaan al-Qur’an Kiai Najib muda sebanyak 30 juz. Selama mengaji, Kiai Najib hanya salah sekali saja, dan itu pun dibenarkan sendiri oleh Kiai Najib tanpa diibenarkan penyimaknya. Setelah selesai mengaji, Kiai Najib mengeluh kepada Kiai Munawir, “Wah, al-Qur’an-ku mocar-macir,”. Padahal hanya salah satu saja.

 

Sementara itu, menurut lurah pesantren Al-Munawir tahun 2001, KH Agus Himawan, dari Al-Muayyad, Mangkuyudan, Surakarta mengisahkan, setiap di bulan Ramadhan, Kiai Najib selalu mengimami shalat tarawih selama 20 hari dan mengkhatamkan al-Qur’an dalam tarawih tanpa ada kesalahan sekali pun sepanjang sejarah.

 

“Beliau istiqamah mengimami tarawih selama 20 hari pada bulan Ramadhan. Dalam 20 hari itu, tidak ada salah sekali pun. Hafalan al-Qur’an beliau sungguh luar biasa,” tutur Kiai Agus. 

 

Waktu yang dimiliki oleh Kiai Najib, sambung Kiai Agus, memang didedikasikan penuh kepada al-Qur’an. Hal ini terlihat dari bagaimana beliau berjuang sepenuh tenaga untuk mengajarkan al-Qur’an kepada para santri dan masyarakat yang membutuhkan.

 

“Beliau itu pagi, siang, malam mengajar secara istiqamah, bahkan beliau kalau mengajar habis Isya, sampai larut malam, sampai pukul 23.00, sampai pukul 24.00. Beliau tetap semangat mengajar santri-santrinya tanpa jeda, tanpa istirahat, dan tanpa mengeluh sama sekali,”. Ungkap Kiai Agus.

 

Pesan yang sering disampaikan kepada para santri penghafal al-Qur’an adalah supaya menjaga berapa pun hafalan al-Qur’an yang dipunyai. Selain menjaga hafalan, penghafal al-Qur’an juga harus mengimbangi antara hafalan yang telah dimiliki dengan akhlak yang diajarkan oleh al-Qur’an.

 

“Apabila di dalam al-Qur’an melarang berbohong, maka jangan berbohong. Apabila di dalam al-Qur’an melarang dzalim, maka jangan dzalim,” pesan Kiai Najib yang sering dipesankan para santri baik umum maupun khusus.

 

Sebagaimana diketahui, KH R Najib Abdul Qodir merupakan pemegang tongkat estafet pengajaran al-Qur’an yang beliau dapatkan dari paman beliau sendiri Kiai Ahmad Munawir. Kiai Ahmad Munawir dari ayahnya, Kiai Muhammad Munawir, seorang guru besar al-Qur’an yang telah sukses melahirkan puluhan ribu penghafal al-Qur’an di Indonesia.

 

Setelah khatam mengaji kepada paman, Kiai Najib mengaji kepada Kiai Arwani Amin sampai khatam qiraah sab’ah, baru kemudian mengaji kepada Kiai Hisyam, Kudus. Ketiga orang ini sebagian dari beberapa guru KH Najib. Demikian penuturan salah satu murid Kiai Najib, Zia Ul Haq

 

Kiai Najib dilahirkan dari keturunan orang-orang hebat, dididik oleh kiai-kiai hebat, lalu diambil menantu Kiai Salman Dahlawi, Klaten, mursyid tarekat yang hebat. Selain itu, Kiai Najib sangat rajin dalam belajar sehingga beliau layak menjadi orang hebat.

 

Penulis: Ahmad Mundzir
Editor: M Aji Najmudin


Obituari Terbaru