• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Rabu, 24 April 2024

Obituari

Innalillahi, Rais Idaroh Syu’biyah Jatman Banyumas, Kiai Shodiq Wafat

Innalillahi, Rais Idaroh Syu’biyah Jatman Banyumas, Kiai Shodiq Wafat
KH Shodiq
KH Shodiq

Banyumas, NU Online Jateng

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, Banyumas kembali berduka. Rais Idaroh Syu’biyah Banyumas, K Ahmad Shodiq Mukhtar yang juga Pengasuh Pesanstren Al Ikhsan, Beji, Kedungbanteng, Banyumas, wafat, Rabu, (18/11), pagi.

 

Menurut salah seorang kerabat almarhum, K Ahmad Saefudin, Kiai Shodiq wafat disebabkan sakit typus yang ia derita selama ini. Pemakaman insyaallah akan digelar sekitar pukul 15.00.

 

“Beliau sakit typus, namun yang takziyah hanya dibuka terbatas. Insyaallah akan dimakamkan sekitar pukul 15.00,” tuturnya kepada NU Online Jateng.

 

Dikatakan, almarhum adalah Mursyid Tarekat Syadziliyah dan Rais Idaroh Syu’biyah Jam’iyyah Ahlit Thoriqah al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah (Jatman) Banyumas selama dua periode terakhir.

 

“Beliau Rais Idaroh Syu’biyah Jatman Banyumas dua periode dan Mursyid Tarekat Syadziliyah yang bersumber dari KH Abu Hamid yang tidak lain adalah mertua beliau, lalu dari KH M. Samiun dari KH Abdul Mutholib, Kaliwungu,” tutur Kiai Saefudin.

 

Selain berkiprah di tarekat, Kiai Shodiq mangajar para santri putra-putri di pesantren yang ia asuh serta mengajar Tafsir al-Ibriz setiap Ahad pagi.

 

Kiai Shodiq yang berasal dari desa Brabo, Grobogan tersebut merupakan alumni Pesantren Roudlotul Tholibin, Jragung, Karangawen, Demak asuhan KH Muhammad Marwan dan Pesantren As-Shiddiq, Narukan, Kragan, Rembang, asuhan KH Chumaidi yang tidak lain adalah pesantren paman KH Bahaudin Nur Salim.

 

Menurut sekretaris PC LBMNU Banyumas H M. Sa'dullah yang didapat dari almarhum, KH Shodiq di antara salah satu orang yang mendapati waktu kecil KH Bahaudin Nur Salim sehingga beliau ikut menemani Gus Baha' kecil. 

 

(Gus) Baha iku momonganku. Yo ngedusi, yo mulang ngaji, safinah (Kitab dasar Syariat yang diajarkan di pesantren) mbarang, (Gus Baha' itu aku yang merawat dulu, juga memandikan, mengajar ngaji, Safinah juga),” katanya menirukan Abah Sodiq.

 

Menurut H. Imam Ghozali, rekan se-almamater Kiai Shodiq menceritakan tentang kebaikan almarhum, mulai kermahan sikap, ngaji Al-Qur’an yang lancar, dan menghormati guru-gurunya dengan sepenuh hati.

 

“Kiai Shodiq saya kenal betul karena beliau asli orang (asli) Brabo. Pribadi beliau itu ramah, komitmen, mengagungkan guru, dan setiap beliau menghadiri Haul di Jragung, beliau selalu melanjutkan perjalanan ke Narukan. Beliau selalu hadir di pertemuan reuni alumni. Beliau menjaga hubungan dengan almamater, khidmah dengan siapa pun, alim, dan lancar ngaji al-Qur’annya,” ungkap H Ghozali.  

 

Penulis: Ahmad Mundzir

Editor: Hasan Fauzi


Obituari Terbaru