• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 3 Mei 2024

Obituari

Innalillahi, KH Abdurrahman Bajuri Purworejo, Murid Langsung Mbah Hasyim Asy'ari Wafat

Innalillahi, KH Abdurrahman Bajuri Purworejo, Murid Langsung Mbah Hasyim Asy'ari Wafat
Almarhum KH Abdurrahman Bajuri (tengah) (foto: istimewa)
Almarhum KH Abdurrahman Bajuri (tengah) (foto: istimewa)

Purworejo, NU Online Jateng
Innnalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kabar duka kembali menyelimuti keluaga besar Nahdlatul Ulama. KH Abdurrahman Bajuri, murid langsung Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari meninggal dunia pada Selasa (26/1) sekitar pukul 04.30 WIB, di kediamannya Dusun Carikan, Brunosari, Bruno, Purworejo, Jawa Tengah.

 

Kabar ini dibenarkan oleh Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Nahdlatul Ulama (MINU) Brunosari Hamdan sekaligus salah satu murid beliau. "Benar mas," katanya, kepada NU Online Jateng.

 

Hamdan menambahkan, sejak dua hari terakhir Kiai Bajuri merasa kurang enak badan. "Beliau di rumah saja, tidak dibawa ke puskesmas atau rumah sakit, karena memang sudah sepuh, seabad pada Maret besok," tutur Hamdan.

 

Rencananya jenazah akan dimakamkan di komplek pemakaman Karangmalang, Bruno, Purworejo. "Namun untuk waktunya masih menunggu musyawarah keluarga," katanya.

 

KH Abdurrahman Bajuri lahir pada Maret 1921. Ia masuk ke Pesantren Tebuireng pada tahun 1938 dan keluar ketika zaman kemerdekaan (1945). Ia sempat berhenti setahun dan pulang ketika Jepang masuk.

 

Dalam suatu kesempatan, Kiai Bajuri menyampaikan pesan yang sering disampaikan oleh Sang Pendiri NU Hadratus Syekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari. "Pertama, takutlah kepada Allah. Ittaqullaah. Jangan langgar perintah Allah. Shalatnya dijaga, kewajibannya dijaga. Maka hidupnya akan enak selamat dunia akhirat. Kedua, jadilah orang yang menunjukkan perkara yang memberi keuntungan di dunia dan akhirat," terangnya.

 

Di desanya, Kiai Bajuri dikenal sebagai tokoh masyarakat yang alim dan ahli agama. Beliau adalah pendiri MINU Brunosari dan Mustasyar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Bruno.

 

Kiai Bajuri memiliki pengajian rutin dan membaca kitab berat seperti Sahih Bukhari dan Sahih Muslim untuk beberapa santri senior, namun berhenti sejak tiga tahun terakhir karena sudah sepuh.

 

Beberapa tokoh PBNU seperti KH Abdul Mun'im DZ sering kali sowan untuk mengonfirmasi sejarah kepada beliau. Kepada para tamunya, Kiai Bajuri sering kali menceritakan sosok KH Hasyim Asy'ari dan sejarah kelahiran NU. Semoga beliau husnul khatimah, Al-Fatihah.

 

Kontributor: Ahmad Naufa
Editor: M Ngisom Al-Barony


Obituari Terbaru