• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Nasional

HARI SANTRI 2020

RMINU Jateng: Hari Santri 2020 Harus Tetap Diperingati

RMINU Jateng: Hari Santri 2020 Harus Tetap Diperingati
Peringatan Hari Santri tahun 2019 di Kota Pekalongan (Foto: Ilustrasi)
Peringatan Hari Santri tahun 2019 di Kota Pekalongan (Foto: Ilustrasi)

Semarang, NU Online Jateng

Ketua Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah KH Nur Machin mengatakan, Peringatan Hari Santri 2020 tetap digelar. Pesantren mesti harus bisa mensiasati kondisi, momentum Hari Santri jangan dibiarkan berlalu begitu saja.

 

"Momentum  strategis ini harus bisa dimanfaatkan untuk meneladani perjuangan para kiai dan santri dalam ikut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari berbagai ancaman ketika NKRI baru berusia beberapa hari," kata Gus Machin kepada NU Online Jateng, Senin (19/10).

 

Dijelaskan, karena masih dalam suasana pandemi Covid-19 dan para kiai sedang disibukkan dengan upaya-upaya memotong mata rantai virus Corona agar tidak timbul klaster baru covid di lingkungan pesantren, maka peringatan digelar secara sederhana.

 

"PW RMINU Jateng hanya mengeluarkan arahan kepada cabang-cabang RMINU di Jateng agar dalam penyelenggaraan Hari Santri menyesuaikan dengan situasi dan kondisi," ujarnya.

 

Kegiatan yang dijalankan lanjutnya, jangan memicu terciptanya kerumunan massa dalam jumlah besar. Diupayakan agenda Hari Santri dipusatkan di masing-masing pesantren, sehingga bisa menginspirasi para kiai dan santri untuk berjihad mencegah penyebaran Covid-19.

 

"Kalaupun harus menggelar silaturahim diharapkan pesertanya sangat terbatas dan mentaati protokol kesehatan yakni yang hadir harus bermasker, mencuci tangan dengan sabun, dan selalu menjaga jarak," paparnya. 

 

Ditambahkan, para pengurus cabang RMINU dan kiai pengasuh pesantren di Jateng  dapat memahami dan memaklumi kebijakan RMINU Jateng ini, terputusnya silaturahim secara fisik antara para kiai, santri, dan masyarakat terutama para wali santri sama-sama dipahami sebagai sebuah upaya untuk saling menjaga dan memotong mata rantai covid.

 

"Kita harus tetap berjuang agar penyebaran Covid-19 tidak semakin meluas dan salah satu upayanya yakni menggelar Peringatan Hari Santri secara sederhana," pungkasnya. 


Penulis: Samsul Huda
Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru