• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 2 Mei 2024

Nasional

Rais NU Jateng: Jika Bangun Kantor Jarang Dipakai Sebaiknya untuk Poliklinik Saja

Rais NU Jateng: Jika Bangun Kantor Jarang Dipakai Sebaiknya untuk Poliklinik Saja
Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (Foto: NU Online Jateng/Zainuddin)
Rais PWNU Jateng, KH Ubaidullah Shodaqoh (Foto: NU Online Jateng/Zainuddin)

Brebes, NU Online Jateng 
Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PPWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh menegaskan, akhir-akhir ini jajaran pengurus di berbagai tinngkatan sedang berlomba-lomba membangun perkantoran untuk kegiatan organisasi, sementara nilai kebermanfaatannya kurang maksimal.


"Mudahnya pengurus menggali dana lewat kotak infaq (koin) menjadikan para pengurus ingin memiliki gedung sekretariat untuk berkantor. Ini tidak salah, akan tetapi jika penggunaannya kurang maksimal sebaiknya dialihkan untuk fasilitas lain," tegasnya. 


Pernyataan itu disampaikan dalam acara Istighotsah Grebeg Amal pembangunan Gedung Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Uama (MWCNU) Banjarharjo, Kabupaten Brebes di Masjid Al-Husna Banjarharjo, Ahad (6/2).


Kiai Ubaidullah berpesan khusus ke pengurus MWCNU Banjarharjo Brebes bahwa manakala Gedung MWCNU yang sedang dibangun ini sekiranya hanya akan digunakan kegiatan MWCNU sebulan sekali, maka lebih baik pengelolaan gedung ini dimanfaatkan juga untuk poliklinik kesehatan yang dapat membantu Nahdliyin. 


"Dalam bidang kesehatan PWNU Jateng terus mendorong pengurus NU di semua tingkatan agar membangun fasilitas kesehatan untuk melayani masyarakat berobat dengan biaya murah," ujarnya.


Dalam kesempatan itu, Gus Ubaid panggilan akrabnya juga menyinggung peran Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai saham paling besar di dalam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indobesia (NKRI), maka sudah menjadi kewajiban NU selalu mengawal NKRI untuk mewujudkan negara yang berkemakmuran, berkesatuan, dan menjaga utuhnya NKRI. 


"Kalau nanti Indonesia makmur maka yang diuntungkan Nahdliyin begitu juga kalau negara hancur maka nahdliyin akan kacau," tegasnya.


Dikatakan, tugas negara terhadap kehidupan masyarakatnya ada dua yaitu pertama  riayatuddin yaitu tersedianya tempat peribadatan, menjamin keamanan masyarakat dalam melakukan peribadatan, dan berkembangnya ajaran agama.  


"Kedua, istiyadatuddunya yaitu mensiasati atau memanfaatkan sumber daya alam dan sumer daya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bagaimana kemakmuran tidak saja dinikmati oleh segelintir orang atau kelompok tertentu saja tetapi harus bisa dinikmati juga oleh seluruh masyarakat diseluruh pelosok negeri ini," tegasnya.


Lebih lanjut disampaikan, peran politik NU dalam bernegara harus mampu mengawal dan memperjuangkan kepemimpinan di semua tingkatan dari kepemimpinan kepala desa, bupati, gubernur bahkan presiden.


"Tentu yang diperjuangkan pemimpin kredibel dan amanah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang merata dan berkeadilan," ucapnya.





Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Brebes HM Aqso mengatakan, dalam sejarah berdirinya NU yang mempunyai cita-cita luhur menjaga Akidah Ahlussunnah Waljamaah di negeri tercinta ini maka Nahdliyin di Brebes harus memperkokoh persatuan dan kesatuan ulama, umaro, aghniya dan masyarakat. 


"Sebagaimana kita ketahui bahwa sejarah berdirinya NU terdapat tiga pilar yang saling keterkatitan, yaitu pertama Nahdlatul Wathan yaitu para politisi dan pergerakan yang menggelorakan perjuangan kemerdekaan," terangnya.


Kedua lanjutnya, Nahdlatul Afkar yaitu para ulama yang mempunyai pesantren dan para cendikiawan yang selalu membimbing masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikanya sehingga mampu meningkatkan kesejahteran mereka, ketiga Nahdatut Tujar yaitu para pedagang yang mampu membantu pergerakan kegiatan Nahdlatul Ulama.


"Dengan ketiga pilar tersebut maka tidak sulit pembangunan gedung MWCNU Banjarharjo akan cepat terselesaikan. Dukungan para politisi Nahdliyin Banjarharjo pemegang kebijakan akan memberikan kebijakan alokasi dana pemerintah untuk membantu pembangunan," ungkapnya.


Ketua MWCNU Banjarharjo Wakim yang juga Kepala Desa Parereja, Kecamatan Banjarharjo kepada NU Online Jateng, Senin (7/2) menjelaskan, rencana pembangunan Gedung MWCNU Banjarharjo di atas tanah 15x50 meter persegi akan dibangun 2 lantai 11x25 M dengan estimasi anggaran 1,7 Miliar.


"Mohon doa agar pembangunan Gedung NU Banjarharjo yang sedang dilaksanakan bisa selesai dalam waktu setahun dengan gerakan grebeg Amal Nahdliyin sebulan sekali yang digerakan oleh pengurus MWC Banjarharjo," pungkasnya.


Pengirim: Zainuddin
Editor: M Ngisom Al-Barony 


Nasional Terbaru