• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 19 April 2024

Nasional

PWNU Jateng: Pengurus Pagar Nusa Wajib Lestarikan Silat Warisan Kiai Pesantren

PWNU Jateng: Pengurus Pagar Nusa Wajib Lestarikan Silat Warisan Kiai Pesantren
Wakil Ketua PWNU Jateng KH Mandzur labib (dua dari kanan) di acara Rakerwil Pagar Nusa di Semarang (Foto: Dok)
Wakil Ketua PWNU Jateng KH Mandzur labib (dua dari kanan) di acara Rakerwil Pagar Nusa di Semarang (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Para pengurus seni bela diri Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa di semua tingkatan harus terpanggil untuk melestarikan ilmu dan seni bela diri pencak silat peninggalan para kiai yang di kemudian hari menjadi bagian atau perangkat Jamiyah Nahdlatul Ulama (NU).


Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Mandzur Labib mengatakan, ilmu dan seni beladiri Pagar Nusa adalah peninggalan atau warisan dari para kiai pesantren yang harus dijaga agar tetap lestari dan berkembang di masyarakat.


"Minimal pagar nusa hadir di lingkungan atau komunitas nahdliyin. Ini menjadi tanggung jawab pengurus PSNU Pagar Nusa mulai dari pusat hingga ranting," tegas Gus Mandzur.


Gus Mandzur mengatakan hal itu kepada NU Online Jateng usai menyampaikan pengarahan dalam rapat kerja wilayah (Rakerwil) PSNU Pagar Nusa yang diselenggarakan PW Pagar Nusa Jateng di Gedung Berlian DPRD Jateng, Jl Pahlawan No 7 Semarang, Sabtu (20/8/2022).


Disampaikan, peserta Rakerwil disarankan untuk melestarikan ilmu seni bela diri, pengurus Pagar Nusa bersinergi dengan pesantren dan sekolah atau madrasah melalui Lembaga RMI dan Ma'arif NU di masing-masing tingkatan.


"Melalui kerja sama ini para pengasuh pesantren dan pada pimpinan satuan pendidikan (satpen) baik sekolah maupun madrasah dapat memasukkan seni beladiri PSNU Pagar Nusa sebagai bagian dari kegiatan ekstra kurikuler yang harus atau dapat diikuti para santri atau peserta didik," ucapnya.


Ditambahkan, bahkan bisa saja diupayakan PSNU Pagar Nusa masuk ke Perguruan Tinggi NU menjadi salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM). Selain itu sinergitas juga bisa dibangun bersama banom lain seperti Ansor, Fatayat, IPNU, dan IPPNU.


Di hadapan peserta rakerwil, Gus Mandzur yang juga Pengasuh Pesantren Sabilunnajah Penjalin, Brangsong, Kabupaten Kendal mengungkapkan pengalamannya saat nyantri di Lirboyo Kediri Jatim menyaksikan Mbah KH Abdullah Maksum Jauhari (pendiri PSNU Pagar Nusa) dalam merawat seni bela diri pencak silat ini.


"Gus Maksum di setiap haflah akhir sanah menyelenggarakan pentas Pencak Dor dengan merogoh kantong pribadinya. Menjamu para pendekar yang hadir dengan menyembelih tujuh sampai sepuluh ekor sapi," katanya.


Selain itu ujarnya, Gus Maksum berkeliling daerah hingga sampai luar Jawa untuk mendirikan cabang-cabang Pagar Nusa. "Dengan mendalami ilmu beladiri silat ini para santri setelah menjadi pendekar silat berkewajiban menjaga ulama dan umat," ungkapnya. 


Menurutnya,  bela diri itu penting untuk dipelajari dan dikuasai. Karena kita tidak tahu di tempatkan di mana setelah nyantri atau usai belajar, bisa jadi harus berdakwah atau mengajar di daerah rawan konflik dan berbahaya.


"Karena itu, maka ilmu bela diri sangat dibutuhkan untuk menjaga diri dari hal buruk yang tidak kita inginkan," pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda


Nasional Terbaru