• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 5 Mei 2024

Nasional

Peringati Hari Toleransi, Jaringan Gusdurian Gelar Festival Beda Setara

Peringati Hari Toleransi, Jaringan Gusdurian Gelar Festival Beda Setara
Kegiatan Gusdurian di Bantul Yogyakarta (Foto: NU Online Jateng/Abdul Mujib)
Kegiatan Gusdurian di Bantul Yogyakarta (Foto: NU Online Jateng/Abdul Mujib)

Bantul, NU Online Jateng
Jaringan Gusdurian menggelar 'Festival Beda Setara' di Kampoeng Mataraman Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada Jumat (17/11/2023).


Festival digelar hasil kerja sama dengan Pemerintah Desa Panggungharjo, beberapa media daring seperti islami.co, katolikana.com, alif.id, gusdurian.net, hidayatuna.com, dan arrahim.id dalam rangka memperingati hari toleransi Internasional.


Koordinator Sekretariat Jaringan Gusdurian Jay Ahmad mengatakan, rasa toleransi menjadi sesuatu yang harus ada bagi masyarakat Indonesia, karena berdirinya Indonesia itu disebabkan oleh keberagaman. 


"Maka ketika keberagaman itu bagian dari Indonesia, toleransi adalah keniscayaan," ujar Jay sapaan akrabnya.


Jay menekankan bahwa sebagai masyarakat Indonesia harus membuat jembatan atau mulai menghapuskan rasa intoleransi yang masih ada di antara masyarakat. "Selain Festival Beda Setara ini, peringatan Hari Toleransi Internasional juga diadakan di berbagai Komunitas Gusdurian di seluruh Indonesia," terangnya.
 

 
Duta Besar Belanda untuk Indonesia Bea Ten Tusscher menyampaikan, dirinya sangat kagum dengan kegiatan festival yang dihelat Gusdurian. Ia juga menyebut sikap menghargai dan toleransi menjadi ciri khas orang indonesia.


"Ini sifat-sifat khas Indonesia dan tidak akan pernah dimiliki oleh orang lain dan akan selalu milik orang Indonesia," ucapnya.


Kordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid orasi kebangsaannya menegaskan bahwa Jaringan Gusdurian berdiri untuk cita-cita kemerdekaan dan nilai luhur bangsa bukan untuk berpolitik praktis.


"Karena bagi Gusdurian, bangsa ini jauh lebih penting dari pada siapa yang memenangi pertarungan kekuasaan," tegasnya.


Alissa menambahkan, ketika mau memilih pemimpin bangsa pilihlah dari hati nuraninya masing-masing dan juga pilihlah yang bisa membawa dan menjaga Indonesia menjadi rumah bersama. 


"Perbedaan antar-manusia adalah sebuah keniscayaan maka dari itu kita harus saling menghormati satu sama lainnya," ungkapnya. 


Dalam festival tersebut menampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan daerah, mulai dari orkesta musik dari sanggar seni simpay, Jathilan Turangga Mudha Budaya Panggungharjo serta Flashmob dari Sanggar Kancil Art.


Dalam kegiatan tersebut, banyak tokoh lintas iman yang hadir, mulai dari Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Budha, Hindu dan juga Konghuchu. Selain tokoh lintas iman, hadir pula Bea Ten Tusscher Duta Besar Urusan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Kerajaan Belanda, Alisa Wahid Kordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Jay Akhmad Kordinator Sekertariat Nasional Jaringan GUSDURian, serta tokoh dan tamu undangan lainnya. 
 

Pengirim: Abdul Mujib
 


Nasional Terbaru