• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Selasa, 30 April 2024

Nasional

Pengelola Website Pesantren Perlu Bekali Diri Keterampilan Jurnalistik 

Pengelola Website Pesantren Perlu Bekali Diri Keterampilan Jurnalistik 
Kegiatan kelas menulis pada lailatul coding kerja sama NU Online Jateng dengan Rumah Amal Salman ITB dan LBB Alkademia (Foto: Ilustrasi)
Kegiatan kelas menulis pada lailatul coding kerja sama NU Online Jateng dengan Rumah Amal Salman ITB dan LBB Alkademia (Foto: Ilustrasi)

Bandung, NU Online Jateng
Para pengelola website pesantren, rumah ibadah, dan lembaga kesejahteraan sosial (LKS) disarankan membekali para kreator atau produser kontennya tentang pengetahuan dan-dasar jurnalistik.


Pemimpin Umum NU Online Jateng Syamsul Huda mengatakan, website yang tidak dikelola oleh lembaga berbadan hukum sebagaimana UU 40/1999 tentang pers, bisa saja memiliki daya tarik di mata publik asal tampilan konten-konten terutama pemberitaannya menarik dan memenuhi standar jurnalistik.


"Karena itu kami mendorong kepada pengelola web atau calon pengelola web yang saat ini mengikuti kegiatan 'Lailatul Coding' agar membekali diri dengan keterampilan jurnalistik, meski hanya pada level dasar," kata Syamsul.


Syamsul Huda yang juga dosen Universitas Ivet (Unisvet) Semarang mengatakan hal itu saat menyampaikan materi tentang jurnalistik pada sesi kelas menulis dalam kegiatan Lailatul Coding yang diselenggarakan Rumah Amal Salman ITB, Lembaga Bimbing Belajar Alkademia, dan NU Online Jateng, Ahad (16/4)


Menurutnya, aktivitas jurnalistik yang menghasilkan karya untuk dipublikasikan melalui institusi media massa itu bisa dilakukan oleh para pegiat dan pengelola web melalui portal yang dimiliki. Tentu agar kontennya memiliki daya tarik perlu sentuhan spirit jurnalistik.


Karena itulah lanjutnya portal atau web yang dikelola pesantren, rumah ibadah, dan lembaga kesejahteraan sosial perlu dipoles dengan spirit dan nilai-nilai jurnalisme. Setidaknya penuangan  aktivitas rutin organisasi atau internal dalam pemberitaannya memenuhi kaidah 5W plus 1 H, dikemas dengan sajian tulisan menarik. 


Disampaikan, sejumlah peserta Lailatul Coding dari berbagai penjuru di tanah air mengikuti kegiatan yang digelar secara online dan offline dengan antusias dan penuh semangat. 


Slamet dari pesantren Al-Kautsar Tasikmalaya, Jawa Barat merasa termotivasi untuk mengembangkan portal pesantrennya, karena setelah mengikuti kelas jurnalistik lailatul coding semakin memahami bagaimana cara mempopulerkan aktivitas internalnya dengan sentuhan jurnalistik dan memaksimalkan web yang dimilikinya.


Demikian juga yang disampaikan Adi dari rumah layanan sosial di Bandung, dalam sesi diskusi mengatakan, web ternyata tidak hanya sebatas untuk panggung publikasi saja tetapi juga bisa dioptimalkan untuk panggung promosi melalui media maya.


"Tentu tampilannya harus dapat mengundang daya tarik konsumen media, sentuhan nilai-nilai jurnalisme pada konten pemberitaan menjadi salah satu pilihan agar web tetap memiliki daya tarik," terangnya.


Mewakili penyelenggara Lailatul Coding, Abdul Azis dari Rumah Amal Salman ITB mengatakan, agenda Lailatul Coding yang digelar sejak tahun 2014 lalu baru penyelenggaraan kali ini disisipi materi jurnalistik.


Dikatakan, materi terakhir tentang desain akan disampaikan, Senin malam (17/4) (nanti malam, red). Ke depan materi jurnalistik akan kami agendakan untuk disampaikan kepada peserta.


"Karena jurnalistik jika dipadukan dengan bidang lain akan semakin memberikan warna terhadap tampilan web dan semakin meningkatkan daya tariknya," pungkasnya.


Pengirim: Muhammad Nur Ihsan


Nasional Terbaru