• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Nasional

PBNU Bertekad Wujudkan Nilai-Nilai Kemanusiaan

PBNU Bertekad Wujudkan Nilai-Nilai Kemanusiaan
Halaqah Fiqih Peradaban di Kabupaten Magelang (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)
Halaqah Fiqih Peradaban di Kabupaten Magelang (Foto: NU Online Jateng/Insan Al-Huda)

Magelang, NU Online Jateng
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Said Asrori menyampaikan, setelah Muktamar ke-34 di Lampung, PBNU bertekad mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan. Karena pesan Al-Qur'an yang memuliakan anak keturunan Nabi Adam as.


"Kita tidak ingin lagi melihat adanya tragedi kemanusiaan, dengan alasan agama atau kepentingan lainnya," tegasnya dalam halaqah fiqih peradaban di Pesantren Raudlout Thulab, Tempuran, Kabupaten Magelang, Sabtu (19/11/2022).


Menurutnya, rumusan tentang aqidah sudah baku. Kemudian fiqih ibadah mahdhah juga sudah baku. "Sedangkan yang masih ada peluang untuk mendapatkan perhatian pemikiran yakni tentang siyasah," ucapnya.


Menurutnya, ulama memiliki rasa kasih sayang yang besar kepada umat, sehingga khidmah ulama tidak membeda-bedakan satu sama lainnya.


Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh yang didaulat Katib Aam Syuriyah PBNU untuk membuka halaqah tersebut menyampaikan, dengan halaqah fiqih peradaban, kita diminta PBNU untuk kembali berpikir, tidak semata dalam rutinitas aktivitas keseharian dalam mengajar.


"Fiqih tidak dapat dilepaskan dari tauhid dan tasawuf. Misalnya tentang tasamuh, meskipun rumusan fiqih-nya dapat dijumpai, namun hal ini terkait dengan tauhid dan tasawuf. "Dalam fiqih banyak aqwal atau beberapa pendapat, kita memilih pendapat salah satu dari Imam madzhab yang ada," ujarnya.


Disampaikan, para fuqaha waktu itu dalam menulis kitab-kitab fiqih dalam suasana kekhalifahan, tidak dalam situasi nation state yang ada seperti sekarang. Misalnya tentang tasamuh dan tawasuth tidak bisa dimaknai dengan toleransi atau moderasi, namun terkait dengan madzmun yang ada.


"Karenanya memahami istilah-istilah kontemporer yang ada harus hati-hati. PBNU tidak mengajak untuk melakukan ijtihad melainkan menerapkan konsep yang ada agar dapat diterapkan secara bijak. Tentang masalah minoritas, kita juga perlu memperhatikan saudara-saudara muslim yang masih minoritas di daerah lainnya. Bagaimana pun memahami fiqih harus secara utuh," tegasnya.


Moderator halaqah, Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Magelang KH Labib Asrori menjelaskan, halaqah fiqih peradaban ini merupakan ikhtiar besar oleh PBNU guna mewujudkan amanat merawat jagat membangun peradaban. 


"Dalam halaqah ini khusus membahas fiqih siyasah memperlakukan kelompok minoritas dengan Nara sumber Ketua Lakpesdam PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, Katib PBNU KH Aunullah A Habib dan KH Afifuddin Dimyati.Tentang minoritas, bukan saja dalam konteks agama, namun juga dalam konteks politik, dan ekonomi," ucapnya.


Pengirim: Insan Al-Huda


Nasional Terbaru