• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

KOPRI PB PMII Ajak Hapus Stigma Sosial pada Norma Gender

KOPRI PB PMII Ajak Hapus Stigma Sosial pada Norma Gender
ilustrasi
ilustrasi

Sukoharjo, NU Online Jateng
Dalam konteks norma gender perempuan dan laki-laki, ada beberapa stigma sosial yang masih banyak ditemukan di masyarakat. Semisal keharusan hanya perempuan yang mengurusi tugas domestik atau seorang laki-laki harus kuat dan tidak boleh menangis.

"Stigma sosial memengaruhi norma gender pada perempuan dan laki-laki sehingga ada pantangan yang merugikan bagi masing-masing gender seperti perempuan harus mengurus tugas domestik dan laki-laki harus kuat serta tidak boleh menangis," terang Pengurus Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI) Pengurus Besar (PB) PMII Siti Nur Maela pada kegiatan Sekolah Kader Kopri (SKK) PMII Sukoharjo, di Kartasura Sukoharjo, Sabtu (5/11/2022).

Oleh karena itu, lanjut dia, perlu ada upaya bersama untuk menghapus stigma sosial tersebut. "Maka mari kita menghapus stigma yang ada, dengan berkarya, berdaya, love yourself, mindfulness, suarakan keadilan gender, dan saling mendukung," ucapnya.

Sementara itu, dalam kesempatan materi lainnya, Ketua KOPRI Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Tengah Sukbaturrohmah mengajak para peserta untuk selalu membanfun sinergi dan relasi dengan gerakan-gerakan yang ada di tubuh PMII.

"Tentunya hal tersebut dapat dilaksanakan melalui komunikasi dengan alumni, lembaga, dan stakeholder," ujar Rohmah.

Kepada NU Online Jateng, Rabu (9/11/2022) Ketua panitia SKK Yuliyanti memaparkan tujuan dari kegiatan SKK adalah untuk menguatkan kader KOPRI sehingga memiliki kemampuan dan kualitas yang mumpuni.

"Maka dalam SKK ini diisi dengan materi-materi dengan tujuan meningkatkan intelektual kader KOPRI yang tanggap terhadap isu-isu di kampus, masyarakat, maupun skala nasional, serta menciptakan ruh gerakan dengan semangat Islam dan nasionalisme," kata dia.

Total terdapat 22 peserta mengikuti acara bertema 'Memperkuat Gerakan KOPRI Sebagai Kader Progresif Dengan 3T (Tatag, Teteg, Tutug)' ini. Mereka yang ikut, sebelumnya telah melaksanakan kaderisasi formal tahap awal KOPRI yaitu Sekolah Islam Gender (SIG).

Selama tiga hari, para peserta mempelajari berbagai materi yaitu gerakan perempuan di Indonesia, sinergi dan relasi KOPRI dengan gerakan, stigmatisasi budaya dan analisis struktur patriarki, advokasi kebijakan publik berbasis gender, penguasaan media, dan lain-lain.

Pengirim: Silvi Rahmawati


Nasional Terbaru