Nasional

Kiai Ubaid: NU Harus Bertransformasi dari Tradisi Sembur Kiai ke Pelayanan Kesehatan Modern

Kamis, 12 Desember 2024 | 08:00 WIB

Kiai Ubaid: NU Harus Bertransformasi dari Tradisi Sembur Kiai ke Pelayanan Kesehatan Modern

KH Ubaidullah Shodaqoh sambutannya pada acara Focus Group Discussion (FGD) Inkubasi Fasilitas Kesehatan NU di Hotel Santika, Jalan Pandanaran, Kota Semarang, Rabu (11/12/2024). (Foto: Rauyan)

Semarang, NU Online Jateng

Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama  (PWNU) Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh, mendorong generasi muda Nahdlatul Ulama, khususnya dokter dan tenaga kesehatan, untuk mengambil peran strategis dalam pengembangan fasilitas kesehatan NU. Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada acara Focus Group Discussion (FGD) Inkubasi Fasilitas Kesehatan NU di Hotel Santika, Jalan Pandanaran, Kota Semarang, Rabu (11/12/2024).


"Saat sekarang ini sembur kiai tidak lagi menjadi solusi karena masanya sudah berubah. Generasi muda NU, terutama dokter dan tenaga kesehatan, harus mengambil porsi tugas tersebut dengan pendekatan ilmiah," ujarnya.


Kiai Ubaid menjelaskan bahwa transformasi ini adalah bagian dari sunnatullah, di mana hal-hal bersifat mistis mulai tergantikan oleh kemajuan ilmu pengetahuan yang lebih nyata dan dapat dipelajari secara ilmiah. 


"Dulu, saat belum ada dokter, orang sakit datang ke kiai untuk sembuh. Namun sekarang, Allah mengalihkan tugas tersebut kepada para tenaga medis yang terampil dan terdidik," tambahnya.


Pengasuh Pesantren Al Itqon Bugen tersebut juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan tubuh sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah. Ia mengutip hadis, "Al mu'minul qawiyyu khairun wa ahabbu ilallah minal mu'minil dha'iff” (Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah). 


Ia juga menyoroti pentingnya klinik kesehatan berbasis masyarakat sebagai langkah awal sebelum mendirikan rumah sakit. 


"Kita harus realistis dan bertahap. Fokus dulu pada pengelolaan klinik yang melayani kebutuhan masyarakat dengan dokter dan tenaga kesehatan sesuai keahlian masing-masing," imbuhnya.


Ia mengingatkan agar NU tidak hanya mendirikan fasilitas kesehatan sebagai simbol, tetapi harus benar-benar bermanfaat dan berorientasi pada pelayanan. 


“Kiai dan masyarakat NU harus menjaga kesehatan dengan serius. Bahkan untuk kiai, saya selalu menyarankan konsumsi makanan organik karena mereka adalah aset langka yang harus dirawat,” tambahnya.


Acara ini menghadirkan PCNU se-Jawa Tengah dan pengurus Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU). Acara ini dilanjut dengan forum diskusi soal kesehatan.