
Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) KH Ubaidullah Shodaqoh (Gus Ubaid), pada pembukaan Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2, di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, pada Sabtu (7/12/2024). (Foto: NU Online Jateng)
Ajie Najmuddin
Penulis
Surakarta, NU Online Jateng
Salah satu amal yang akan tetap mengalir pahalanya, meskipun manusia telah meninggal, yakni ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat tidak terbatas pada ilmu agama semata, tetapi seluruh ilmu pengetahuan yang memiliki sumbangsih kebaikan.
"Dalil ilmu yang bermanfaat ini tidak hanya milik ustadz, tapi juga para doktor, dan ahli keilmuan lainnya yang menyebarkan ilmunya atau mengamalkan di masyarakat. Seluruh ilmu, tidak terkecuali ilmu pertanian, psikologi, dan lainnya," tutur Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shodaqoh, pada pembukaan Muktamar Ilmu Pengetahuan ke-2, di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, pada Sabtu (7/12/2024).
Menurut Kiai Ubaid, Muktamar Ilmu Pengetahuan yang diselenggarakan Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PWNU Jateng ini harus berangkat dari gagasan untuk mengaktualisasikan ilmu pengetahuan di tengah masyarakat.
“Ilmu itu satu dan harus bermanfaat bagi umat. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari, bukan hanya di dunia akademis, tetapi lebih jauh lagi di masyarakat. Banyak ilmu yang belum sepenuhnya diaktualisasikan untuk kepentingan umat, dan ini menjadi tugas kita bersama, para cendekiawan, kiai, dan ulama untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” kata Kiai Ubaid.
Sementara itu, Rektor UNS, Prof Hartono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa topik-topik yang dibahas pada muktamar ini sangat relevan dengan tantangan yang dihadapi saat ini, terutama dalam bidang pertanian.
Salah satu kajian riset utama UNS yang berfokus pada swasembada pangan sangat selaras dengan tema muktamar ini, di tengah kondisi krisis pangan yang semakin memprihatinkan.
“Dalam lima tahun terakhir, sekitar 60.000 hingga 70.000 hektar lahan pertanian beralih fungsi, yang menyebabkan penurunan hasil pangan hingga 2-3 juta ton per tahun. Bahkan, pada 2023, Indonesia terpaksa mengimpor beras sebanyak 30.000 ton,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Prof Hartono menjelaskan bahwa pemerintah telah merencanakan program ketahanan pangan yang mencakup tiga juta hektar lahan baru melalui kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, TNI, dan organisasi masyarakat.
Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Lakpesdam. Menurutnya, Lakpesdam tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pengembangan SDM, tetapi juga berperan sebagai lembaga kajian dan pengembangan pemikiran dalam memperkuat masyarakat madani dan civil society.
“NU berkomitmen untuk membangun masyarakat yang partisipatif, tidak bergantung pada negara, dan menghidupkan kembali gerakan serta pemikiran Gus Dur yang mengedepankan keseimbangan antara intelektual dan ulama,” katanya.
Gus Rozin sapaan akrabnya menambahkan, Muktamar ini juga mengangkat pentingnya melanjutkan gerakan dan pemikiran Gus Dur yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat sipil serta mendorong agar ilmu pengetahuan dan teknologi dapat digunakan untuk memperkuat masyarakat yang mandiri, kritis, dan berdaya terutama untuk seluruh Nahdliyyin.
Terpopuler
1
Amalan yang Dilakukan pada Malam Nisfu Sya’ban
2
Doa Mustajab di Malam Nisfu Sya’ban yang Dibaca Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
3
Muslimat NU Rayakan Nisfu Syaban di Kongres Ke-18 dengan Pemberian Ijazah Amalan
4
Pengukuhan Ranting Fatayat NU Juwiring Klaten, Awal Berkhidmah dan Mendakwahkan Islam Ahlusunah wal Jama’ah
5
Khutbah Jumat: Mengelola Karunia Allah pada Bidang Pertanian untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan
6
MWCNU Jatinegara Tegal Resmikan Klinik Pratama dan Peringati Harlah ke-102 NU
Terkini
Lihat Semua