• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Ketua Umum PBNU Ingin Nahdliyin Percaya Diri Bangun Kemandirian 

Ketua Umum PBNU Ingin Nahdliyin Percaya Diri Bangun Kemandirian 
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf (nu online)
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Tsaquf (nu online)

Jakarta, NU Online Jateng
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menginginkan agar warga NU memiliki kepercayaan diri untuk membangun kemandirian dan perdamaian dunia. 


"Kemandirian harus dimaknai dari berbagai dimensi. Pertama, dalam dimensi wawasan keagamaan. Kemandirian NU pada dimensi pertama ini harus diwujudkan. Caranya, NU tidak perlu mengekor kepada agenda-agenda Islam dari belahan dunia Muslim lain," ujar Gus Yahya dalam tayangan galawicara di TV9, Sabtu (15/1) pagi. 


Saat ini lanjutnya, dunia sedang berkecamuk. Masing-masing negara tengah melakukan persaingan untuk membangun berbagai pengaruh, termasuk pengaruh politik dan menjadikan wacana keagamaan sebagai salah satu kendaraannya. 


“NU tidak harus ikut Saudi, Emirat, Mesir, Yaman. Kita harus mandiri dalam wawasan keagamaan kita. Sudah terbukti, belahan dunia lain itu gagal dalam menjawab persoalan-persoalan mereka sendiri," tegasnya. 


Menurutnya, NU yang harus membantu mereka untuk menjawab masalah-masalah mereka. Ini kepercayaan diri yang harus kita tumbuhkan. Selama ini NU tidak berani untuk mencanangkan visi pengembangan ekonomi yang bisa memberdayakan warga, bahkan memberdayakan kapasitas organisasi. 


“Kita ini sangat dibutuhkan oleh semua pihak. Kita harus berani bekerja sama dengan semua pihak. Kita harus berani untuk mengajak semua pihak ikut bekerja untuk membangun kapasitas sosial-ekonomi dari warga NU supaya lebih kuat,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang itu. 


Gus Yahya menjelaskan soal perdamaian dunia. Ia menegaskan bahwa NU memiliki mandat peradaban, sehingga perlu berupaya keras untuk mencegah berbagai konflik yang terjadi di level global. 


“Kita sedang menghadapi perubahan yang sangat fundamental. Di antaranya adalah konflik global. Kita semua harus berupaya keras untuk mencegahnya,” tegas Gus Yahya.


Di antara kekuatan paling besar yang dimiliki NU adalah tradisi pemikiran keagamaannya. Sebab melalui tradisi itu, NU selalu mampu luwes untuk menanggapi berbagai macam perubahan dalam realitas yang saat ini tengah terjadi. 


Editor: M Ngisom Al-Barony


Nasional Terbaru