• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Jumat, 26 April 2024

Nasional

Ketua PP RMINU Jelaskan Empat Strategi Bangun Peradaban 

Ketua PP RMINU Jelaskan Empat Strategi Bangun Peradaban 
Ketua PP RMINU KH M Dian Nafi (Sumber: Tangkapan layar Youtube)
Ketua PP RMINU KH M Dian Nafi (Sumber: Tangkapan layar Youtube)

Solo, NU Online Jateng
Dalam membangun sebuah peradaban dan kemakmuran bangsa membutuhkan proses yang panjang. Selain itu membutuhkan cara dan strategi tersendiri. Di dalam Al-Qur'an surah Hud memuat ayat yang dapat dijadikan sebagai landasan strategi dalam membangun peradaban.

"Kita bisa lihat pada Surah Hud ayat 61, ayat ini diterangkan oleh guru-guru saya, memuat empat strategi membangun peradaban," terang Ketua Pengurus Pusat (PP) Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) KH M Dian Nafi', Senin (25/4) malam.

Disampaikan, pada peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-88 Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Serambi Masjid Al-Wustho Mangkunegaran Surakarta, strategi atau etape pertama yakni membangun persaudaraan dan wawasan kebangsaan.

"Allah menetapkan Nabi Saleh untuk diutus kepada bangsa Tsamud. Ini menegaskan perintah yang kemudian dipegang Nahdlatul Ulama terkait membangun wawasan kebangsaan," kata dia.

Lebih lanjut dijelaskan bagaimana dengan perjalanan bangsa Indonesia membangun aspek kebangsaan itu. Berabad-abad lamanya kita membangun itu, antara lain melalui pondok pesantren dan madrasah diniyah.

"Itu lembaga-lembaga pendidikan yang tidak terkontaminasi kepentingan-kepentingan Belanda," papar Pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan itu.

Etape kedua dalam proses membangun peradaban, yakni ketika Nabi Saleh mengajak kepada kaumnya untuk menyembah Allah SWT. "Strategi kedua membangun peradaban adalah membuat ajakan kebersamaan berketuhanan Yang Maha Esa. Bagi umat Islam adalah ajaran tauhid," kata Kiai Dian.

Dari proses tersebut, dapat pula ditarik sebuah pelajaran untuk mendahulukan kerukunan daripada dakwah keagamaan. "Maka dahulukanlah kerukunan, baru dakwah keagamaan. Jangan sampai dakwah keagamaan merusak kerukunan," ungkapnya.

Dijelaskan, etape ketiga yaitu gerakan kemakmuran yang dibarengi dengan kerukunan. "Maka rukun dan makmur, ini menjadi terminal manusia hidup di dunia ini. Kalau rukun tapi tidak makmur ya kurang, begitu juga sebaliknya makmur tapi tidak rukun juga tidak baik," kata dia.

Hal terakhir dalam membangun peradaban yakni menjadi manusia yang reflektif dan mau mawas diri. "Jangan jumawa ketika mencapai kemakmuran, kita harus rendah hati memeriksa bisa jadi di antara kita ada yang tertinggal," pungkasnya.


Peringatan Nuzulul Qur'an dan Harlah GP Ansor di Surakarta

Berkhidmat Tanpa Batas

Acara peringatan Harlah yang diselenggarakan Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Surakarta tersebut mengangkat tema 'Berkhidmat Tanpa Batas'. Ketua PC GP Ansor Kota Surakarta, H Arif Syarifudin menyampaikan, malam Harlah Ansor ini sekaligus disandingkan dengan peringatan Nuzulul Qur’an.

“Ansor akan terus mengabdi di tengah masyarakat. Di usia yang ke-88 ini semoga GP Ansor, khususnya di Kota Surakarta semakin maju, jaya dan semakin berkiprah," kata dia.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surakarta, H Mashuri, dalam sambutannya berpesan kepada kader Ansor untuk menjadikan peringatan harlah ini sebagai momen muhasabah diri, baik secara individu maupun organisasi.

Menurutnya, dengan adanya sumber daya pengurus yang baru, muda, intelektual dan spiritual, GP Ansor Solo akan mampu membawa penyempurnaan serta penataan organisasi yang lebih baik dan maju.

“Perbedaan-perbedaan yang ada, mari kita jadikan sebagai satu aset untuk saling melengkapi dalam membesarkan NU di Kota Surakarta,” pungkasnya.

Penulis: Ajie Najmuddin, Bib Rohim


Nasional Terbaru