Nasional

Gus Yahya Tegaskan Pentingnya Hentikan Genosida di Gaza

Rabu, 9 Oktober 2024 | 15:00 WIB

Gus Yahya Tegaskan Pentingnya Hentikan Genosida di Gaza

Ketum PBNU Gus Yahya saat menyampaikan pidato kunci dalam Simposium Pesantren 2024 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (8/10/2024). (Foto: TVNU/Junaedin)

Semarang, NU Online Jateng 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf merespons terjadinya konflik yang berujung genosida di Gaza, Palestina yang telah berlangsung selama setahun, sejak 7 Oktober 2023 lalu. 


Ia menegaskan bahwa kekerasan di Gaza harus dihentikan tanpa alasan apapun, sebelum menyoal perihal lain. Hal tersebut diungkapkan ketika menghadiri Simposium Pesantren 2024 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa (8/10/2024).  


"Kami sudah menyatakan, sejak itu (perang) meletus, pernyataan kami adalah hentikan kekerasan, hentikan kekerasan segera. Apapun alasannya, urusan yang lain, soal nanti kita berunding, tapi berhenti dulu kekerasan,” katanya, dikutip dari artikel NU Online berjudul Setahun Genosida di Gaza Palestina Tak Juga Usai, Gus Yahya Wanti-Wanti Perang Besar Ancam Dunia.


Selain itu, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya juga memperingatkan, konflik yang tidak berkesudahan itu menjalar ke negara-negara lain, yakni Lebanon, Iran dan Yaman. Ia mewanti-wanti, apabila tidak segera diatasi akan mengancam dunia dari bayang-bayang perang besar.


“Karena kalau kekerasan tidak berhenti, kekerasan apapun, selama tidak dihentikan, dia akan terus meluas, dan karena ini tidak dihentikan sampai sekarang, ini akan terus meluas,” ucapnya.


"Kalau tidak dihentikan, jangan kaget kalau kemudian meluas sampai kita berada dalam ancaman perang besar yang luar biasa berbahaya bagi dunia,” tambah Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu.


Dalam konteks perang tersebut, PBNU mendorong dialog dan diplomasi dalam menghadapi situasi krisis di Gaza dikarenakan makin meningkatnya ketegangan di kawasan. Gus Yahya berharap semua pihak dapat menempatkan kepentingan kemanusiaan di atas segalanya dan berupaya menemukan solusi yang damai. 


“Sekali lagi, hentikan, hentikan sekarang juga. Berhenti pegang bedil, berhenti nembak, berhenti membuat kekerasan. Apapun masalahnya, mari kita bicarakan dengan cara berunding secara beradab,” tegasnya.


Setahun setelah serangan militer Israel yang mengguncang pada 7 Oktober 2023, Palestina masih berjuang untuk bertahan di tengah kehancuran yang semakin menjadi, bahkan lebih dari 42 ribu warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan yang intens. 


Jumlah korban ini mencerminkan kehancuran wilayah Palestina, khususnya di Jalur Gaza di mana mayoritas korban jiwa ditemukan. Berdasarkan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), korban tewas di Palestina mencapai 42.652 orang. Sebanyak 41.909 di antaranya berasal dari Jalur Gaza, sementara 743 lainnya dari Tepi Barat.


Sementara itu, lebih dari 11.487 perempuan menjadi korban akibat serangan militer Israel dan sekitar 16.927 anak-anak tewas, hingga menambah panjang daftar kelompok rentan yang terjebak dalam kekerasan.   


Sebagai bentuk kepedulian terhadap warga Palestina, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan. Bantuan dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah dengan klik di sini.