• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Senin, 29 April 2024

Nasional

Gus Mus: Umat Nabi Muhammad Harus Bersyukur Tinggal di Indonesia 

Gus Mus: Umat Nabi Muhammad Harus Bersyukur Tinggal di Indonesia 
Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Foto: Dok)
Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri (Foto: Dok)

Semarang, NU Online Jateng
Umat Islam Indonesia harus bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT karena hingga hari ini masih terpelihara iman dan islamnya sehingga bisa menjalankan ajaran nabi Muhammad  SAW dengan nyaman dan tenang.


Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengatakan, dari sekian banyak manusia di muka bumi sangat menginginkan dapat tinggal atau menjalani hidup di Indonesia, karena keindahan, kenyamanan, dan kebebasanya dalam menjalankan ajaran Allah SWT yang dibawa Nabi Muhammad SAW. 


"Tentang musim, di Indonesia hanya ada dua, kemarau dan hujan, perbedaanya tipis. Sedang di luar sana ada empat musim, perbedaannya ektrem. Ini patut kita syukuri karena sepanjang hari kita yang tinggal di Indonesia bisa merasakan musim yang ada dengan nikmat," kata Gus Mus.


Gus Mus yang juga Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang mengatakan hal itu dalam pengajian suluk Ngaji Bareng Gus Mus yang diselenggarakan komunitas santri Bajingan (bar ngaji mangan) di Aula Joglo Pesantren Al-Itqon Semarang, Ahad (4/2/2024) malam.


Menurutnya, dengan karunia Tuhan yang besar itu umat Islam Indonesia bisa leluasa menjalankan ibadah dengan nikmat dan leluasa padahal jarak tempat dan waktu yang dialami muslim Indonesia dengan nabi Muhammad SAW  sangat jauh sekali.
 


Karena, lanjutnya ada manusia yang kedekatan jarak dan waktu hidupnya tidak berjarak dengan kanjeng nabi tapi tidak mendapat hidayah dari Allah SWT sehingga sampai akhir hayatnya tidak iman dan islam, yakni Abu Lahab yang masih keluarga kanjeng nabi tetapi malah memusuhi.


"Karena itu umat Islam harus terpanggil untuk menjaga Indonesia, karena Indonesia adalah rumah tinggal yang nyaman dan harus dipelihara agar dapat dinikmati oleh generasi berikutnya," terangnya.


Pengasuh Pesantren Al-Itqon KH Ubaidullah Shodaqoh yang juga Rais PWNU Jateng  menjelaskan, pesantrennya memiliki agenda ngaji suluk selapanan setiap Ahad Legi malam Senin Pahing yang populer disebut ngaji bajingan, artinya bar ngaji mangan (kegiatan mengaji setelah selesai makan bersama).


"Jamaah ngaji bajingan komposisinya lintas profesi dan status sosial, mulai dari seniman, budayawan, aktivis LSM, aktivis ormas, santri, birokrat, ASN, pengusaha, politisi, pejabat, dan sebagainya," ungkapnya.


Dikatakan, usai agenda ngaji jamaah bisa berekspresi dalam forum diskusi, mereka bisa mengungkapkan perasaan dan mendiskusikan berbagai fenomena secara leluasa, mereka semua sangat sayang dengan rumah Indonesia.


"Agenda Gus Mus untuk ngrawuhi ngaji selapanan ini sudah lama dijadwalkan, semoga dawuh-dawuhnya semakin menguatkan jamaah dalam mencintai rumah Indonesia," pungkasnya.


Penulis: Samsul Huda


Nasional Terbaru