Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ Juwiring, Warisi Perjuangan Kiai Muslimin Santri Pendherek KH Al Mansur Popongan
Selasa, 20 Mei 2025 | 15:00 WIB
EKO PRIYANTO
Kontributor
Klaten, NU Online Jateng
Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ yang berlokasi di Dukuh Karangpandan, Desa Juwiring, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, merupakan kelanjutan perjuangan dakwah Islam yang dirintis oleh Simbah Kiai Muslimin, seorang santri pendherek KH Al Mansur, Popongan, Tegalgondo, Wonosari, Klaten.
Pesantren ini resmi didirikan oleh Kiai Muhammad Syarifudin pada tahun 2014 dan terus berkembang hingga kini. Pengurus pondok, Muhammad Badrun, menyampaikan bahwa pesantren ini lahir dari semangat meneruskan perjuangan para sesepuh.
"Bermula Simbah Kiai Muslimin seorang santri pendherek KH Mansur (perintis awal Ponpes Al Mansur Popongan, Tegalgondo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten) yang mendakwahkan Islam di Dukuh Karangpandan dan sekitarnya kurang lebih 50 tahun yang lalu dan akhirnya dibakukan sebagai Pondok Pesantren pada tahun 2014," ungkapnya kepada NU Online Jateng pada Ahad (18/05/2025).
Sejak diresmikan sebagai pondok pesantren, kegiatan pendidikan pun terus berjalan. Selain madrasah diniyah, para santri juga mengikuti kajian kitab kuning seperti Syafinatun Najah, Tanqihul Qoul, Ta’lim Muta’allim, Maulid Al-Barzanji, dan kitab-kitab klasik lainnya.
"Selain Kajian Kitab Kuning tentu tidak ketinggalan memperkuat kefasihan membaca Al-Qur’an dan santri-santri yang belajar di Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ tidak hanya dari lingkungan masyarakat Kecamatan Juwiring, melainkan juga dari kecamatan tetangga yakni Wonosari dan Ceper," jelas Badrun.
Selain kegiatan pembelajaran harian, pondok ini juga memiliki agenda tahunan berupa Khotmil Qur’an, yang diselenggarakan setiap bulan Dzulqa’dah. Pada tahun 2025 ini, acara khotmil memasuki gelaran ke-7 dengan mewisuda 44 santriwan dan santriwati untuk kategori binadhor, serta 1 santriwan yang lulus bilghoib.
"Khotmil Qur’an sebagai agenda tahunan yang diperingati setiap bulan Dzulqa’dah dan pada tahun 2025 ini adalah Khotmil Qur’an yang dengan mewisuda 44 santriwan/santriwati untuk lulus bacaan binadhor dan 1 santriwan lulus bilghoib," tambahnya.
Khotmil Qur’an ke-7 yang digelar pada Ahad, 11 Mei 2025, turut menghadirkan KH Imron Jamil, pengasuh Pondok Pesantren Kiai Mojo Jombang, Jawa Timur. Dalam tausiyahnya, beliau menekankan pentingnya pelaksanaan haul sebagai bagian dari tradisi yang sarat makna.
"Haul menjadi sebuah tradisi masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu untuk memperingati hari kematian seseorang. Seperti halnya yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’ menyelenggarakan haul Simbah Kiai Muslimin bersamaan dengan pelaksanaan Khotmil Qur’an. Namun lebih dari itu ialah meneladani semua hal kebajikan (perjuangan) beliau ataupun kebiasaan-kebiasaan yang baik untuk tetap diteruskan oleh santri-santri Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur’an Al Waro’," ujarnya.
Dalam ceramahnya, KH Imron Jamil yang akrab disapa Gus Im juga menyampaikan bahwa masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara berlangsung secara damai dan penuh kearifan.
"Sebelum mengenal agama Hindu, Budha, dan Islam, masyarakat Indonesia sudah mengenal dan menjiwai tentang Ajaran Shang Hyang Tunggal. Sehingga kedatangan ajaran agama Islam dengan mudah diterima," tuturnya.
Acara Khotmil Qur’an juga dimeriahkan oleh Grup Rebana Al Mansur Popongan, yang semakin menghidupkan suasana khidmat dan penuh keberkahan.
Terpopuler
1
MI Tahassus Ma’arif NU Pedan Ukir Prestasi dan Teguhkan Komitmen Pendidikan Karakter
2
Jadwal Kepulangan Jamaah Haji Asal Jawa Tengah dan DIY Gelombang 2
3
5,5 Juta Antrean Berangkat Haji, BP Haji Siapkan Langkah Audit Data Antrean
4
Madrasah Emperan Rumah, Menghidupkan Cahaya Ilmu
5
PC IPNU IPPNU Rembang dan LP Ma'arif NU Siapkan TOT dan Diklat Pembina Komisariat
6
Pitutur, Dawuh, dan Parenting ala Nyai Hj Djamilah Hamid Baidlowi
Terkini
Lihat Semua