Nasional

Pramuka Ma'arif Harus Mampu Menjadi Lokomotif Pengkaderan dan Ideologisasi Aswaja NU

Ahad, 11 Mei 2025 | 08:30 WIB

Pramuka Ma'arif Harus Mampu Menjadi Lokomotif Pengkaderan dan Ideologisasi Aswaja NU

Pelantikan dan pembinaan Sakoma NU Jawa Tengah. Sabtu (10/5/2025)

Semarang, NU Online Jateng 

Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) Ma’arif harus menjadi lokomotif dalam menyebarkan dan mengembangkan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sekaligus menjalankan peran penting agenda pengkaderan dan ideologisasi di lingkungan komunitas generasi muda Nahdlatul Ulama (NU).

 

 

Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin selaku Ketua Majelis Pembimbing Satuan Komunitas Pramuka Ma’arif (Sakoma) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Tengah mengatakan agar sebuah organisasi mampu bertahan tetap eksis maka dibutuhkan agenda proses pengkaderan dan ideologisasi yang kuat. 

 

 

"Tidak ada organisasi yang bisa bertahan tanpa proses pengkaderan dan ideologisasi yang kuat. Oleh karena itu, Gerakan Pramuka Ma’arif harus menjadi lokomotif dalam menyebarkan dan mengembangkan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja)," kata Gus Rozin.

 

Gus Rozin yang juga pengasuh pesantren Maslakul Huda Kajen Pati mengatakan hal itu saat menyampaikan pembinaan kepada pengurus Satuan Komunitas Pramuka Ma'arif Nahdlatul Ulama (Sakoma NU) Jawa Tengah Periode 2024-2029 yang baru saja dilantik di aula PT Penerbit Erlangga Cabang Semarang, Sabtu (10/6/2025).

 

Menurutnya, saat ini PWNU Jateng prihatin terhadap atas temuan yang menggambarkan kondisi rendahnya pengakuan generasi milenial terhadap NU. Dari data yang diterima, hanya sekitar 8 persen generasi milenial yang mengakui dan merasa memiliki NU. Ini tentu sangat memprihatinkan.

 

Temuan itu, lanjutnya, diperoleh saat PWNU Jateng berkunjung ke berbagai cabang NU di daerah didapati fakta bahwa mayoritas pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) berusia lanjut. 

 

Dia menambahkan, kondisi ini menjadi alarm bagi kita semua. Jika tidak disikapi secara serius, maka dalam 10 tahun ke depan NU bisa kehilangan kader-kader muda yang dapat diandalkan. Karena itulah melalui Satuan Komunitas Pramuka Ma’arif, NU harus berupaya menumbuhkan kembali semangat ke-NU-an di kalangan generasi muda. 

 

“Inilah yang menjadi distingsi atau pembeda antara Sako Ma’arif dan Sako lainnya. Kami menanamkan nilai-nilai Aswaja sejak dini,” ujarnya

 

Ketua Sakoma Pramuka Ma'arif NU Nasional KH Mujiburrohman bersama sekretarisnya Sholeh Abwa, Ketua LP Ma'arif NU PWNU Jateng Fakhruddin Karmani, Sekretaris LP Ma'arif NU PWNU Jateng M Ahsanul Husna, Ketua Sakomanu Jateng H Shobirin, dan perwakilan Sakomanu cabang se-Jateng juga menghadiri kegiatan ini.