Digelar di Semarang, Tema Bahtsul Masail PBNU Selaras dengan Ciri Khas UIN Walisongo
Kamis, 12 September 2024 | 10:30 WIB

Seminar Sistem Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail Metode Penetapan Bulan Hijriyah di Islamic Center Semarang, Jalan Abdul Rahman Saleh, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (12/9/2024). (Foto: NU Online Jateng/Rauyan)
Septy Aisah
Penulis
Semarang, NU Online Jateng
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Seminar Sistem Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail Metode Penetapan Bulan Hijriyah. Acara tersebut berlangsung di Islamic Center Semarang, Jalan Abdul Rahman Saleh, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (12/9/2024).
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof Nizar Ali dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari sebuah serial seminar dan bahtsul masail. Menurutnya, kegiatan ini digelar dengan menunjuka perguruan tinggi sebagai tuan rumah dikarenakan adanya relevansi dengan persoalan otoritas tempat.
“Bahtsul Masail di beberapa sengaja memang menunjuk perguruan tinggi sebagai tuan rumah karena ada kaitannya dengan persoalan otoritas tempat secara akademik dan ilmiah karena itu, dan kebetulan juga tema metode penetapan awal bulan yang saya rasa kekhasan dari UIN Walisongo. Salah satunya adalah di Indonesia dan satu-satunya profesor Ilmu Falak hanya satu di Indonesia,” kata dia.
Di samping itu, Prof Nizar Ali menambahkan, kebetulan tema yang diangkat sangat berkesinambungan dengan kekhasan UIN Walisongo Semarang, yakni tentang metode penetapan awal bulan Hijriyah.
Sementara itu, Kabid PD Pontren Kemenag Provinsi Jawa Tengah, KH Amin Handoyo menyampaikan bahwa seminar tentang Istinbath dan Hukum Islam sangat dibutuhkan karena merupakan bagian dari upaya penyelesaian masalah yang dihadapi oleh umat. Oleh sebab itu, hal tersebut dalam penyelesaiannya harus selalu terbarukan dan dibutuhkan keseimbangan.
"Semoga seminar dan hukum dan negara berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir serta bermanfaat untuk masyarakat luas," harapnya.
Kiai Amin mengatakan, dalam agenda ini terdapat seminar tentang penetapan awal bulan Hijriyah. Selain itu, dalam seminar ini juga membahas seputar wakaf dan aset. Hal ini akan menjadi arahan kegiatan masyarakat, dikarenakan catatan wakaf mampu meningkatkan kualitas pendidikan serta mempercepat pemberdayaan ekonomi umat.
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci al-Qur'an oleh Dikata Shabriyansyah, kemudian dilanjutkan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Syubanul Wathon oleh Sri Murni, dilanjutkan dengan penyampaian sambutan dan materi.
Pada kesempatan tersebut juga dihadiri oleh jajaran Syuriyah PBNU KH Muadz thohir, KH Harish Shodaqoh, KH Cholil Nafis, Katib Aab KH Said Asrori, Prof Nizaf Ali, H Ulil Abshar Abdallah, KH Fahmi Idris Akbar, Katib Syuriyah PWNU KH Muzzamil, PCNU Sej-Jawa Tengha, LBM, LWF, dan LF se-Jawa Tengah.
Pada seminar 1 tentang sistem Istinbath hukum Islam diisi oleh Rais PBNU KH Muhammad Cholil Nafis dan Prof KH Abu Hapsin dari UIN Walisongo Semarang yang dimoderatori oleh H Nur Hidayat. Selanjutnya, Bahtsul Masail I, metode penetapan awal bulan Hijriyah dengan pimpinan sidang Rais PBNU dan didampingi oleh KH Abdus Salam Nawawi Lembaga Falakiyah PBNU serta Prof H Ahmad Izzuddin dari UIN Walisongo Semarang.
Kemudian, bahtsul masail II, metode penetapan awal bulan Hijriyah dipimpin oleh Rais PBNU Muhibul Aman Ali. Pada seminar Fiqh Wakaf dan Aset diisi oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Bidang Keagamaan Muhammad Silahuddin, Lembaga Wakaf dan Pertanahan (LWP) NU PBNU KH Ahmad Bahiej, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Ulin Nuha, Lembaga Dakwah (LD) PBNU KH Budruttamam dan Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU KH Miftahussalam.
Sebagai informasi, Seminar Sistem Istinbath Hukum Islam dan Bahtsul Masail PBNU terselenggara atas kerja sama dengan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendis Kementerian Agama (Kemenag) RI pusat. Forum ini akan diselenggarakan secara berkelanjutan di 12 titik yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi, dan Maluku.
Terpopuler
1
Jadwal Kepulangan Jamaah Haji Asal Jawa Tengah dan DIY Gelombang 2
2
5,5 Juta Antrean Berangkat Haji, BP Haji Siapkan Langkah Audit Data Antrean
3
Pitutur, Dawuh, dan Parenting ala Nyai Hj Djamilah Hamid Baidlowi
4
LESBUMI PWNU Jateng Gelar Syi’ar Muharram 1447 H: Mematri Spiritualitas, Membangun Peradaban Bangsa
5
Unwahas Siapkan Beasiswa untuk Atlet Paralayang Berprestasi
6
Ketua PCNU Klaten Terpilih Rumuskan Strategi Penguatan Organisasi Pasca Konfercab XVII
Terkini
Lihat Semua