• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Kamis, 18 April 2024

Mitra

Lomba Khitabah Pacu Kreativitas Santri Durrotu Aswaja

Lomba Khitabah Pacu Kreativitas Santri Durrotu Aswaja
Santri Durotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang gelar lomba khitabah (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)
Santri Durotu Aswaja, Banaran, Gunungpati, Kota Semarang gelar lomba khitabah (Foto: NU Online Jateng/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online Jateng

Pada umumnya santri memiliki ilmu agama yang cukup untuk bermasyarakat, namun hal itu kerap tidak didukung dengan keterampilan dalam berdakwah. Pesantren Durrotu Ahlissunnah wal Jama'ah atau Durrotu Aswaja Desa Banaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah meramu kegiatan maulid dengan khitabah yang dilombakan.

 

"Satu rangkaian kegiatan dilombakan secara utuh dengan peserta semua kamar," kata Lurah pondok putra Pesantren Durrotu Aswaja Muhammad Dinar Amin kepada NU Online Jateng, Ahad (1/11).

 

Karena itu lanjutnya, semua santri berkreasi dari awal hingga akhir kegiatan layaknya sebuah acara pengajian umum. "Ada yang bertugas membagi snack, makanan, tim rebana dan sebagainya. Yang menarik, ada juga yang berdandan seperti kiai yang populer," ujarnya.

 

Kegiatan tersebut memang bukan sebuah even lomba yang besar. Namun demikian, kata Dinar para santri tetap antusias berusaha menyajikan yang terbaik. "Jurinya cuma satu, yaitu Pak Yai Agus langsung yang menilai," ungkapnya.

 

Ungkapan senada dikatakan pengasuh pesantren Durrotu Aswaja Kiai Agus Ramadhan. Santri Durrotu Aswaja yang hampir seluruhnya mahasiswa memiliki keunggulan dalam mental untuk tampil di ranah publik. 

 

"Santri di sini memang ditekankan harus berani tampil di masyarakat. Apalagi banyak yang aktif di organisasi, jadi kemampuan public speaking-nya cukup bagus," katanya.

 

Meski lomba tersebut tak memperebutkan trofi bergengsi, namun Kiai Agus menilai para santri tetap mengikuti dengan serius selayaknya sebuah even perlombaan yang bergengsi. 

 

"Dengan dilombakan ini malah jadi semakin kreatif, kreasinya banyak yang muncul, seperti even organizer, bahkan ada yang mempersiapkan ruang transit dengan jamuan buah-buahan model transit kalau ngundang kiai," ungkapnya.

 

 

Terkait aktivitas santri di organisasi kemahasiswaan, pengasuh pesantren yang menjadi Sekretaris Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kota Semarang ini tidak mempersoalkan dengan ketentuan waktu mengaji di pesantren tak terganggu. 

 

"Memang ada yang akhirnya keluar karena mau all out di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Di Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) juga ada, akhirnya pindah pesantren yang lebih longgar aturannya," jelasnya.

 

Sebab lanjutnya, aktivitas di pesantren lebih diutamakan daripada aktivitas kegiatan ekstrakurikuler kampus. "Apalagi yang memilih tahfidzul qur'an. Harus fokus, jangan terganggu aktivitas lain," bebernya.

 

Penullis: Ahmad Rifqi Hidayat

Editor: M Ngisom Al-Barony


Mitra Terbaru