Keislaman

Ramalan Kiamat: Hukum Meramal dan Mempercaianya

Ahad, 11 Agustus 2024 | 11:00 WIB

Ramalan Kiamat: Hukum Meramal dan Mempercaianya

Ilustrasi kiamat. (Foto: istimewa)

Di tahun 2012, dunia digemparkan dengan berita kiamat yang diprediksikan akan terjadi di akhir tahun. Kabar tersebut berawal dari ramalan Suku Maya yang menyebut akan terjadi kiamat pada Bulan Desember 2012. Namun, semua hanya sebuah angin yang berlalu. Ramalan kiamat sudah menyebar luas di jagat maya mulai awal tahun 2012. Bahkan beberapa buku dan juga film dibuat untuk ikut meramaikan rumor tersebut. Menurut  kabar yang beredar akan terjadi bencana besar, mulai gempa bumi, banjir, tsunami hingga hujan meteor.


Sekarang, setelah 12 tahun berlalu, masyarakat dunia kembali digegerkan dengan pernyataan paranormal asal India, Kushal Kumar yang memprediksi kiamat akan terjadi pada 29 Juni 2024 bersamaan dengan terjadinya perang dunia ke III. Namun, ramalan tersebut hanya menjadi isapan jempol belaka dan sampai detik ini umat manusia masih bisa beraktivitas seperti biasa.


Setelah tanggal 29 Juni tersebut yang diprediksikan ternyata tidak terjadi kiamat juga. Seakan tidak puas dengan ramalan sebelumnya, peramal asal India kembali memprediksi kiamat akan terjadi 10 Agustus 2024.


Kiamat dalam persfektif Islam

Hari kiamat menurut agama Islam adalah suatu hal yang samar atau perkara gaib. Tidak ada satupun makhluk di alam ini yang mengetahui kapan terjadinya kiamat, kecuali Allah swt. 


Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al- A’raf ayat 187.


يَسۡـَٔـــلُوۡنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرۡسٰٮهَا ‌ؕ قُلۡ اِنَّمَا عِلۡمُهَا عِنۡدَ رَبِّىۡ‌ ۚ لَا يُجَلِّيۡهَا لِوَقۡتِهَاۤ اِلَّا هُوَۘ ‌ؕ ثَقُلَتْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ لَا تَأْتِيْكُمْ اِلَّا بَغْتَةًۗ


Artinya: ”Mereka menanyakan kepadamu (Nabi Muhammad) tentang kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentangnya hanya ada pada Tuhanku. Tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk yang) di langit dan di bumi. Ia tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” (QS. Al-A'raf ayat 187).


Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya bahwa Allah memerintah Nabi Muhammad saw untuk menjelaskan hari kiamat itu pasti akan terjadi, sementara waktu terjadinya hanya Allah swt yang mengetahuinya.


Sementara itu, tanda kiamat dapat diketahui ketika matahari terbit dari arah barat dan saat itu pula semua manusia menyatakan keimanannya namun keimanan yang mereka yakini dan kebaikan yang mereka lakukan dihari itu sama sekali tidak ada manfaatnya. (Tafsir Ibnu Katsir hal. 809. Dar Ibnu Hazm).


Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi dalam Hasiyah As-Shawi menambahkan hikmah dibalik rahasia waktu terjadinya hari kiamat adalah agar umat manusia selalu mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat dengan beribadah, beramal baik dan bertakwa kepada Allah swt. Hal ini serupa dengan dirahasiakanya waktu mustajabah di hari Jum’at. Hikmahnya agar manusia bersungguh sungguh beribadah disetiap harinya dan juga dirahasiakanya Lailatul Qadar agar selalu giat untuk beribadah pada malam malam di bulan Ramadan. (Hasyiyah As-Shawi juz 2 hal.104. Beirut: Dar al-Jayyid)


Dalam hadits Sahih Bukhari, dijelaskan ketika ditanya tentang kapan terjadinya hari kiamat, Rasulullah saw tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Namun Nabi Muhammad saw justru bertanya apa yang akan dipersiapkan menghadapi hari kiamat.


عن أنس بن مالك "أن رجلا سأل النبي ﷺ متى الساعة يا رسول الله؟ قال: ما أعددت لها؟ قال: مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلَاةٍ وَلَا صَوْمٍ ولا صدقة ولكني أحب الله ورسوله, قال: أنت مع من أحببت".


Artinya: “Diriwayatkan dari anas bin malik, telah datang laki-laki sowan kepada Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya “kapan hari kiamat wahai Rosululloh?” Nabi menjawab “apa yang kamu persiapkan untuk hari kiamat?” laki-laki tersebut menjawab “saya tidak mempersiapkan lebih banyak dari ibadah sholat,puasa dan sedekah, namun saya mencintai Allah dan Rasul-Nya” lalu Nabi menjawab, “Kamu bersama orang yang kamu cintai”. (HR Imam Bukhari, Sahih Bukhari hadits 6171).


Namun menurut pandangan syari'at, kiamat dibagi menjadi dua yaitu kiamat Sughro dan kiamat Kubro. Dalam syari`at Islam juga dijelaskan sebelum terjadinya hari kiamat akan terjadi beberapa alamat atau tanda, seperti keterangan yang dijelaskan Sayyid Husain Afandi dalam kitab Hushunul Hamidiah:


ثم إذا تصرم الزمان وقرب يوم القيامة ظهرت له علامات: منها العلامات الصغرى التي ظهر منها في هذا الزمان الكثير. ومنها العلامات الكبرى وهي عشر: ظهور المهدى, وخروج الدجال, ونزول سيدنا عيسى عليه السلام, وخروج يأجوج و مأجوج, وخروج الدابة التي تكلم الناس, وطلوع الشمس من مغربها, وظهور الدخان: يمكث في الأرض أربعين يوما يصيب الكافر حتى يصير كالسكران ويصيب المؤمن منه كهيئة الزكام, وخراب الكعبة على يد الحبشة بعد موت عيسى  عليه السلام, ورفع القرآن من المصاحف و الصدور, ورجوع أهل الأرض كلهم كفارا.


Artinya: “Ketika zaman telah akhir dan mendekati hari kiamat maka akan tampak beberapa tanda, diantaranya tanda kiamat sughro (kecil) yaitu sesuatu yang banyak terjadi di zaman ini, dan tanda kiamat kubro (besar) yaitu ada 10: munculnya Imam Mahdi, keluarnya Dajjal, turunya Nabi Isa AS, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, keluarnya hewan yang bisa berbica dengan manusia, keluarnya asap di muka bumi selama 40 hari, hancurnya Ka’bah ditangan orang habasyah setelah wafatnya Nabi Isa AS, hilangnya Al-qur’an dari mushaf dan hati manusia dan semua penduduk bumi menjadi kafir”. (Hushunul Hamidiyah hal 127).


Dari nash Al-Qur’an dan hadits begitu pun Ilmu Fiqh sebenarnya hari kiamat adalah sebuah keniscayaan dan pasti akan terjadi tidak ada satupun yang bisa meramal ataupun mengira-ngirakan kepastiannya. Namun semakin modern suatu zaman maka modern pula pemikirannya seperti yang sedang ramai diperbincangkan mengenai ramalan hari kiamat.


Hukum meramal dan mempercayai ramalan kiamat

Ulama ahli Fiqh sepakat bahwa meramal perkara gaib atau dalam ranah urusan Allah swt adalah haram bahkan mempercayai dan membenarkan ramalan tersebut bisa dihukumi kufur. Karena seorang peramal atau dukun dalam melaksanakan tugasnya mereka melibatkan bantuan Jin dan sejenisnya, hal tersebut termasuk menyekutukan Allah (syirik). Dalam kitab Mausu’ah Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah dijelaskan:


أَجْمَعَ الْفُقَهَاءُ عَلَى أَنَّ التَّكَهُّنَ وَالْكَهَانَةَ بِمَعْنَى ادِّعَاءِ عِلْمِ الْغَيْبِ وَالاِكْتِسَابُ بِهِ حَرَامٌ، كَمَا أَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ إِتْيَانَ الْكَاهِنِ لِلسُّؤَال عَنْ عَوَاقِبِ الأُمُورِ حَرَامٌ، وَأَنَّ التَّصْدِيقَ بِمَا يَقُولُهُ: كُفْرٌ، لِمَا وَرَدَ عَنْ رَسُول اللَّهِ ﷺ أَنَّهُ قَال: مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُول فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِل عَلَى مُحَمَّدٍ ﷺ


Artinya: “Ulama ahli fiqh sepakat bahwasanya meramal dengan tujuan mengetahui perkara ghaib adalah haram,begitu juga haram mendatangi peramal untuk bertanya tentang rahasia suatu perkara dan membenarkan apa yang dikatakan seorang peramal adalah kufur. karena ada hadist dari Rosululloh saw beliau bersabda: “barang siapa mendatangi peramal atau dukun dan membenarkanya maka ia kufur terhadap ajaran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.” (Mausu’ah fiqhiyyah al-quwaitiyyah juz 3 hal 172, turats)


Untuk diketahui, kahin adalah seseorang yang memberitahu perkara gaib yang belum diketahui dengan bantuan ilmu perbintangan. Sementara 'arraf adalah seseorang yang memberitahu perkara gaib yang sudah terjadi.


Persoalan gaib sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dikatakan:


عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا إِلا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ


Artinya: “Allah Dzat yang mengetahui perkara ghaib dia tidak akan memperlihatkan perkara gaib kepada siapapun kecuali kepada makhluk yang dikehendaki”. (QS.Jin Ayat 26)


Hemat kami, perkara gaib yang bukan ranah manusia biarlah menjadi urusan Allah swt dan hanya dia yang berhak menunjukkanya kecuali Allah swt menghendaki dari makhluk-Nya untuk mengetahuinya. Tugas manusia hanyalah mempersiapkan dan memperbaiki haknya kepada Allah. 


Penulis: Ustadz Moh Hasan Asy’ari, Khadim Pondok Pesantren Sunan Giri dan Ittihadul Asna Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Editor: Ustadz Abdullah Faiz