Regional

Lailatul Ijtima’ NU Padasari Tegal: Konsolidasi Kultural Nahdliyin dalam Bingkai Syiar dan Ilmu

Senin, 30 Juni 2025 | 19:30 WIB

Lailatul Ijtima’ NU Padasari Tegal: Konsolidasi Kultural Nahdliyin dalam Bingkai Syiar dan Ilmu

Lailatul Ijtima PRNU Padasari, Jatinegara Tegal

Tegal, NU Online Jateng 

Semangat menghidupkan nilai-nilai Ahlussunnah wal Jama’ah terus menyala di tengah masyarakat Desa Padasari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal. Hal ini tergambar jelas dalam pelaksanaan Lailatul Ijtima’ yang digelar Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Padasari pada Jumat malam Sabtu, (27/6/2025) atau bertepatan dengan 2 Muharram 1447 H, di Masjid Baitur Rohman.

 

Kegiatan ini menjadi salah satu agenda rutin bulanan yang tak hanya menjadi sarana ibadah, tetapi juga forum silaturahmi lintas generasi warga NU di tingkat desa. Rangkaian acara diawali dengan Khotmil Qur’an yang diikuti dengan khusyuk oleh seluruh unsur penggerak NU Ranting, termasuk Badan Otonom (Banom) seperti IPNU, IPPNU, GP Ansor, Fatayat, dan Muslimat NU.

 

Pelibatan aktif seluruh Banom NU ini mencerminkan sinergi yang kuat antara kepemimpinan struktural dan kultural di tubuh Nahdlatul Ulama, khususnya di wilayah Padasari. Masyarakat umum dan para santri pun turut hadir dan larut dalam kekhidmatan suasana, menciptakan harmoni spiritual yang terasa mendalam.

 

Ketua Tanfidziyah NU Ranting Padasari, Sholihin, menyampaikan apresiasi atas semangat juang dan loyalitas para kader NU yang terus menghidupkan kegiatan keagamaan. Menurutnya, kegiatan ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan bentuk nyata dari pengabdian dan konsolidasi nilai-nilai ke-NU-an di akar rumput.

 

“Saya sangat bersyukur dan bangga. NU Ranting Padasari bersama seluruh Banomnya seperti IPNU-IPPNU, GP Ansor, Fatayat dan Muslimat, selalu kompak dan aktif dalam kegiatan bulanan ini. Ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan gotong royong warga Nahdliyin masih sangat kuat,” ujar Sholihin.

 

Ia menambahkan bahwa Lailatul Ijtima’ menjadi tonggak identitas NU yang hidup dan tumbuh bersama masyarakat. 

 

"Ini bukan hanya acara seremonial, tetapi simbol eksistensi NU yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya," tegasnya.

 

Memasuki puncak acara, hadirin mendapatkan pencerahan dari Tausyiah yang disampaikan oleh KH Abdur Rohman Wahun, seorang ulama sepuh yang dikenal luas di kawasan Tegal dan sekitarnya. Dalam ceramahnya, Kiai Wahun menekankan pentingnya menjadikan ilmu sebagai fondasi dalam menjalani kehidupan.

 

“Sehat dan normal itu bukan hanya urusan fisik. Orang yang benar-benar sehat adalah orang yang berilmu. Dan majelis seperti Lailatul Ijtima’ inilah tempat yang tepat untuk menambah ilmu dan menyambung sanad keilmuan,” tuturnya.

 

Lebih lanjut, ia mengajak jamaah untuk tidak pernah lelah menuntut ilmu dan menjadikan masjid sebagai pusat peradaban umat. 

 

"Ilmu itu pelita hidup. Jangan abaikan kesempatan menambah ilmu, apalagi dalam suasana berkah seperti ini," pesannya.

 

Acara diikuti dengan antusias oleh warga Nahdliyyin, mulai dari orang tua, remaja, hingga anak-anak. Keterlibatan kader generasi muda menjadi salah satu bukti bahwa estafet perjuangan NU di tingkat desa berada di tangan-tangan yang siap melanjutkan perjuangan para pendahulu.