Keislaman

Amalan di 10 Malam Terakhir Ramadhan

Ahad, 30 Maret 2025 | 15:00 WIB

Memasuki malam terakhir Ramadhan, kita dianjurkan banyak berdoa untuk orang-orang yang telah mendahului kita, termasuk keluarga, sahabat, dan orang-orang yang kita cintai. Dalam Islam, mengingat dan mendoakan mereka adalah bagian dari tanda kasih sayang dan bentuk penghormatan terhadap mereka yang telah pergi.


Rasulullah mencontohkan hal ini dengan sering berdoa untuk para sahabat dan keluarganya yang telah wafat. Doa seperti اللهم اغفر لهم وارحمهم  (Ya Allah, ampunilah mereka dan rahmatilah mereka) bisa kita panjatkan, khususnya pada malam-malam yang penuh berkah ini, agar mereka mendapatkan ampunan dan tempat terbaik di sisi Allah.


Rasulullah sendiri menunjukkan bahwa menangis karena kehilangan seseorang adalah manusiawi, tetapi yang terbaik adalah mendoakan mereka agar mendapatkan ampunan dan rahmat Allah. Dalam sebuah riwayat, ketika mendengar kabar wafatnya Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abi Thalib, Rasulullah menangis hingga terisak. 


Saat ditanya tentang tangisannya, beliau menjawab, "Syauqul-habib ila al-habib" (kerinduan seorang kekasih kepada kekasihnya). Ini menunjukkan bahwa perasaan kehilangan adalah wajar, tetapi sebaiknya diiringi dengan doa dan harapan agar mereka mendapatkan kedamaian di alam barzakh.


٤١٣ - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، عَنْ خَالِدِ بْنِ سَلَمَةَ الْمَخْزُومِيِّ، قَالَ: لَمَّا جَاءَ مُصَابُ جَعْفَرٍ، وَزَيْدٍ أَتَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عِنْدَ مَنْزِلِ زَيْدٍ فَلَمَّا كَانَ بِالْبَابِ تَلَقَّتْهُ ابْنَةٌ لِزَيْدٍ فَجَهَشَتْ فِي وَجْهِهِ بِالْبُكَاءِ فَبَكَى رَسُولُ اللَّهِ ﷺ حَتَّى انْتَحَبَ فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا هَذَا؟ قَالَ: شَوْقُ الْحَبِيبِ إِلَى الْحَبِيبِ. (المراسيل لأبي داود.  أبو داود (ت ٢٧٥). طبعه مؤسسة الرسالة – بيروت. ص: 297).


Artinya: “Ketika berita kematian Ja’far bin Abi Thalib dan Zaid bin Haritsah sampai (di Madinah), Rasulullah mendatangi rumah Zaid. Saat beliau sampai di depan pintu, putri Zaid keluar menemui beliau, lalu ia menangis tersedu-sedu di hadapan beliau. Maka Rasulullah pun menangis hingga beliau terisak. Lalu seseorang bertanya: “Wahai Rasulullah, apa ini?”. Beliau menjawab: “(Ini adalah) rindu seorang kekasih kepada kekasihnya.”  Al-Marasil Abu Dawud. Abu Dawud (wafat 275 H). Diterbitkan oleh Muassasah ar-Risalah – Beirut. Hlm: 297


Selain mendoakan mereka yang telah meninggal, 10 malam terakhir Ramadhan adalah momen bagi kita untuk mendekatkan diri kepada Allah. Malam-malam ini memiliki keutamaan besar, terutama karena di dalamnya terdapat Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. 


Rasulullah bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam-malam ini, menghidupkan malamnya dengan shalat, doa, dan istighfar. Kita pun dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak dzikir, serta membaca Al-Qur'an dengan harapan memperoleh pahala yang berlipat ganda.


Di antara amalan yang sangat dianjurkan pada 10 malam terakhir adalah i'tikaf, yaitu berdiam diri di masjid untuk fokus dalam ibadah. Rasulullah selalu melakukan i'tikaf pada 10 malam terakhir Ramadhan sebagai bentuk kesungguhan dalam mencari ridha Allah. Selain itu, memperbanyak shalat malam, terutama tahajud dan witir, merupakan amalan yang sangat dianjurkan. 


Doa yang paling utama di malam-malam ini adalah:


 اللهم إنّك عفو تحب العفو فاعف عني  

Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai ampunan, maka ampunilah aku


Tangisan Rasulullah atas sahabatnya juga mengajarkan kita tentang kelembutan hati dan pentingnya introspeksi diri. Di malam-malam terakhir Ramadhan, menangisi dosa-dosa kita adalah tanda keimanan dan kesadaran akan kelemahan sebagai hamba Allah. 


Dalam Al-Qur'an, Allah memuji orang-orang yang menangis dalam doa dan shalat mereka karena takut kepada-Nya. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk memperbanyak istighfar, bertobat dengan sungguh-sungguh, dan berjanji untuk memperbaiki diri agar Allah menerima amal ibadah kita.