• logo nu online
Home Warta Nasional Keislaman Regional Opini Kiai NU Menjawab Dinamika Taushiyah Obituari Fragmen Tokoh Sosok Mitra
Minggu, 30 Juni 2024

Fragmen

Sunan Kudus dan Larangan Penyembelihan Sapi sebagai Kurban

Sunan Kudus dan Larangan Penyembelihan Sapi sebagai Kurban
Menara Kudus (Foto: NU Online Jateng/Lukman Hakim)
Menara Kudus (Foto: NU Online Jateng/Lukman Hakim)

Kudus, NU Online Jateng

Sapi tidak berlaku sebagai hewan kurban di Kudus, Jawa Tengah. Bahkan, penyembelihan hewan ini dilarang oleh Sunan Kudus, anggota Walisongo yang berdakwah di wilayah tersebut.


Setidaknya, ada dua alasan yang melatari pelarangan penyembelihan sapi di wilayah tersebut. Pertama, konon Sunan Kudus pernah ditunjukkan jalan oleh sekawanan sapu saat tersesat di tengah hutan dalam perjalanan dakwahnya.


Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2015-2021 KH Ng Agus Sunyoto menceritakan kisah tersebut dalam bukunya Walisongo: Rekonstruksi Sejarah yang Disingkirkan (Jakarta: Transpustaka, 2011).


Saat itu, di tengah perjalanan dakwahnya, Sunan Kudus kehilangan arah jalan di tengah hutan. Tetiba saja, ia mendengar suara genta dari sekawanan sapi. Wali bernama asli Sayyid Ja'far Shadiq itu pun mengikuti sapi-sapi itu sampai ke sebuah desa.


"Oleh karena merasa berhutang budi kepada sapi-sapi itu, Sunan Kudus lalu mewanti-wanti penduduk untuk tidak makan daging sapi," tulis Kiai Agus Sunyoto.


Bahkan saat Idul Adha sekalipun, Sunan Kudus tidak menyembelih sapi, tetapi menggantinya dengan kerbau. Tak pelak, sampai sekarang, masyarakat Kudus enggan berkurban sapi. Pun hampir tak ada makanan yang terbuat dari daging sapi.


"Dengan alasan tidak berani melanggar larangan Sunan Kudus," tulis sejarawan kelahiran Surabaya itu.


Selain itu, alasan lain yang melatari Sunan Kudus melarang penyembelihan sapi adalah karena penghormatannya kepada masyarakat Hindu yang masih ada di masanya. Ia mengetahui betul, bahwa sapi merupakan hewan yang begitu dihormati dan dimuliakan oleh masyarakat Hindu. Karenanya, ia khawatir penyembelihan sapi dapat menyakiti mereka. Terlebih, ada hadits yang menyebut, siapa yang menyakiti Dzimmi, sama dengan menyakiti Kanjeng Nabi itu sendiri.


"Berpijak kepada rasa hormat yang begitu tinggi dalam kehidupan masyarakat Hindu-Budha inilah, Sunan Kudus  pernah mengikat “nyancang” seekor sapi di sekitar pekarangan  Masjid Menara Kudus," tulis Mas'udi dalam artikelnya yang dimuat di Jurnal Addin Vol. 8, No. 2, Agustus 2014, dengan judul Genealogi Walisongo: Humanisasi Strategi Dakwah Sunan Kudus.


Mengutip Van Dijk dan P. Nas (1998), Mas'udi menjelaskan bahwa Sunan Kudus melarang penyembelihan hewan ternak (sapi) oleh para pengikutnya agar tiada menyinggung masyarakat Hindu yang terdapat di sekitarnya.  


"Kenyataan ini menggambarkan upaya strategis Sunan Kudus menyebarkan agama Islam dengan penuh kasih sayang (rahmatan lil ’alamin) bagi masyarakat Kudus secara umum," tulisnya.


Ia menyebut bahwa garis dakwah Sunan Kudus bahkan menjadi ordonansi yang tak tertulis adalah kebijaksanaannya. Bukan hanya enggan menyembelih sapi, arsitektur Masjid Al-Aqsha di Kudus juga sarat akan unsur-unsur Hindu.


Fragmen Terbaru